JAKARTA-RADAR BOGOR, Presiden Jokowi memberikan pernyataan soal Natuna, menyusul masuknya kapal-kapal ikan yang dikawal penjaga laut Tiongkok ke perairan yang berada di Provinsi Kepulauan Riau itu.
Masalah ini disinggung Presiden ketujuh RI itu dalam Sidang Kabinet Paripurna dengan agenda penetapan RPJMN 2020-2024 di Istana Negara, Senin (6/1).
“Yang berkaitan dengan Natuna, saya kira seluruh statement yang disampaikan sudah sangat baik, tidak ada yang namanya tawar-menawar mengenai kedaulatan, mengenai teritorial negara kita,” ucap Jokowi.
Kepala Negara memberikan sejumlah arahan dalam sidang kabinet tersebut. Selain menyinggung masalah Natuna, dia meminta seluruh kementerian dan lembaga untuk mempercepat belanja negara.
“Kepada seluruh kementerian lembaga agar belanja di bulan-bulan awal ini dipercepat, terutama berkaitan dengan anggaran-anggaran modal, belanja-belanja modal. Ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi” ucap Presiden.
Dia juga meminta pimpinan kementerian dan lembaga mengingatkan kepada jajaran masing-masing untuk segera menyelesaikan tugas masing-masing.
Kemudian, mantan gubernur DKI Jakarta itu bicara soal banjir yang terjadi di sejumlah daerah, dia meminta seluruh kementerian terkait turun ke bawah. Baik Kemenkes, Kemensos maupun BUMN.
“Berkaitan dengan bantuan mungkin juga di Kementerian BUMN yang bisa menggerakkan BUMN walau saya lihat semua sudah bergerak tapi perlu saya ingatkan lagi,” sambung Jokowi.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menko Polhukam Mahfud MD menyebut Indonesia tidak akan pernah mau berkompromi dengan Cina atau Tiongkok terkait status Laut Natuna.
Menurut Mahfud, Laut Natuna merupakan wilayah NKRI. Hal itu sesuai dengan ketetapan United Nations Convention for The Law of The Sea (UNCLOS) pada 1982.
“Kalau menego berarti kita mengakui itu milik bersama,” kata Mahfud ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (6/1).
Indonesia, kata Mahfud, telah melakukan berbagai upaya mempertahankan kedaulatan atas Laut Natuna. Contohnya, Indonesia telah mengirimkan pasukan ke Laut Natuna.
“Kami sudah mulai merealisasikan, penguatan pasukan di sana sudah mulai bergerak, kemudian kegiatan nelayan dan penghidupan nelayan di daerah saja juga akan ditingkatkan,” ungkap dia.
Namun, kata Mahfud, hubungan Indonesia dengan Cina masih baik meski kapal-kapal negeri Tirai Bambu itu menyerbu perairan Natuna. Hubungan dagang Indonesia dengan Cina tetap berjalan normal di tengah persoalan Laut Natuna.
“Kita tidak dalam suasana berperang karena memang kita tidak punya konflik dengan Cina. Tidak berperang kita. Kita mempertahankan kedaulatan. Oleh sebab itu, urusan hubungan dagang, perekonomian, hubungan kebudayaan, hubungan apa pun dilanjutkan seperti biasa,” timpal dia.(pin/jpnn)