Iran dan Amerika Bergejolak, SBY Tak Ingin Perang Dunia ke-III Terjadi

0
74
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap perang dunia ke-III tak terjadi seering dengan memanasnya Iran dan Amerika Serikat. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)
Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap perang dunia ke-III tak terjadi seering dengan memanasnya Iran dan Amerika Serikat. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Meninggalnya Jenderal Iran, Qassem Soleimani karena serangan udara Amerika Serikat memunculkan isu akan adanya perang dunia ke-III. Hal ini karena kemarahan rakyat Iran terhadap negeri Paman Sam.

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap perang antara Iran dan Amerika Serikat tidak terjadi. Masih ada jalan untuk bisa melakukan pencegahan terjadi supaya dua negara itu tidak melakukan perang.

“Saya yakin masih ada jalan untuk mencegah terjadinya peperangan besar,” ujar SBY dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Selasa (7/1).

Menurut SBY, keadaan sangat tidak mudah bagi para pemimpin Iran dan Amerika Serikat. Ada persoalan harga diri dan juga keadilan (justice) yang harus ditegakkan. Karena akar permusuhan di antara mereka juga sangat dalam.

“Iran merasa sangat dipermalukan (humiliated) dengan tewasnya Jenderal Soleimani,” ungkapnya.

“Namun, jangan lupa pula Amerika Serikat juga pernah merasa terhina ketika 52 orang warga negaranya disandera selama 444 hari di Kedutaan Besar mereka di Teheran tahun 1979-1981 yang lalu,” katanya.

Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Demokrat ini berujar, saat ini situasinya memang tidak mudah. Di media massa diperlihatkan emosi dan kemarahan rakyat Iran meninggalnya pimpinan militer utama Soleimani‎.

Para pemimpin Iran pasti berada di ombak dan arus besar yang menyeru dilakukannya pembalasan yang lebih keras terhadap Amerika Serikat. Namun, orang bijak menasehatkan kepada para pemimpin agar tidak mengambil keputusan yang gegabah tatkala hati dan pikiran mereka sedang diliputi oleh amarah yang memuncak.

“Maknanya keputusan itu bisa salah. Hal begini tentu berlaku pula bagi para pemimpin Amerika Serikat. Di samping itu, politik selalu menyediakan pilihan. Dalam politik segalanya juga mungkin,” ungkapnya.

Diketahui, Jenderal Iran Qasem Soleimani dilaporkan tewas dalam sebuah serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad. Laporan tersebut disampaikan oleh Hashed al-Shaabi, kelompok paramiliter Irak yang memperoleh sokongan dari Teheran, Jumat (3/1).

Pada Jumat  (3/1), militer setempat mengungkapkan bahwa Bandara Baghdad diserang oleh serangkaian rudal saat tengah malam. Rudal tersebut menghantam konvoi Hashed al-Shaabi dan menewaskan delapan orang. Salah satunya adalah Soleimani.

Adapun Qasem Soleimani merupakan komandan dari Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi yang merupakan sebuah cabang elite militer di Iran.‎(jwp)