Celetukan Cak Lontong di Penutupan Rakernas I PDI Perjuangan

0
80
Rakernas I PDI Perjuangan di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat ditutup dengan foto bersama, Minggu (12/1). Foto: Aristo Setiawan/jpnn
Rakernas I PDI Perjuangan di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat ditutup dengan foto bersama, Minggu (12/1). Foto: Aristo Setiawan/jpnn
Rakernas I PDI Perjuangan di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat ditutup dengan foto bersama, Minggu (12/1). Foto: Aristo Setiawan/jpnn
Rakernas I PDI Perjuangan di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat ditutup dengan foto bersama, Minggu (12/1). Foto: Aristo Setiawan/jpnn

JAKARTA-RADAR BOGOR, Penutupan Rakernas PDI Perjuangan yang berlangsung di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (12/1) malam berlangsung meriah. Rombongan seniman yang dikomandoi Butet Kartaradjasa tampil di panggung Rakernas I PDI Perjuangan itu.

Para seniman itu memainkan lakon hiburan tentang kejayaan Indonesia di masa lampau.

Para seniman yang tampil malam itu ada Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Boris, Mucle, dan Abdul, turut ambil peran dalam lakon hiburan tersebut. Tak ketinggalan, politikus PDI Perjuangan Aria Bima dan Kirana Larasati juga ikut bermain bersama para seniman itu.

Suasana ger-geran terasa ketika Cak Lontong dan rekannya melontarkan sejumlah guyonan di atas panggung. Satu di antaranya membahas tentang persoalan banjir di suatu wilayah yang tidak kunjung selesai.

Guyon diawali ketika Marwoto menyindir tentang persoalan banjir yang tidak mampu diselesaikan Cak Lontong sebagai pemimpin di suatu wilayah.

Sindiran itu rupaya tidak dibantah Cak Lontong. Dia mengakui ketidakmampuan mengurusi banjir. Sebab, kata dia, dana untuk menanggulangi banjir telah dikurangi.

“Dana banjir saya kurangi memang. Kamu tahu untuk apa?” tanya Cak Lontong yang dijawab tidak oleh Marwoto.

Kemudian, Cak Lontong menjelaskan bahwa dana banjir digunakan untuk membeli lem. “Beli lem,” jawab Cak Lontong yang membuat peserta Rakernas I PDI Perjuangan tertawa lepas.

Cak Lontong bercerita, urusan banjir sebenarnya bisa selesai dengan normalisasi dan naturalisasi. Walupun Cak Lontong tidak memahami makna normalisasi dan naturalisasi. Candaan tersebut kembali direspons tawa ribuan PDI Perjuangan yang mengikuti Rakernas I.

Suasana semakin meriah ketika Politikus PDI Perjuangan Kirana Larasati tampil di atas panggung.

Cak Lontong dan Marwoto tampak saling mengambil kesempatan mendapatkan perhatian Kirana yang berparas ayu.

Marwoto mengawali upaya untuk mengambil perhatian Kirana. Dia tampak membetulkan mic wanita Jakarta itu dengan cara halus. Tindakan itu sontak menuai protes Akbar.

“Ini mic saya juga rusak,” protes Akbar yang direspons Marwoto dengan gimik meludah.

Setelah Marwoto, giliran Cak Lontong yang berupaya menarik perhatian Kirana. Cak Lontong coba merayu dalam sebuah dialog.

“Kamu tahu burung itu berkicau?” tanya Cak Lontong ke Kirana dengan lembut.

“Tidak,” sahut Kirana.

“Kamu tahu artinya bunga-bunga itu?” tanya Cak Lontong lagi ke Kirana.

“Tidak tahu,” jawab Kirana.

Mendengar jawaban Kirana, Cak Lontong berpikir ulang. Dia kemudian tidak jadi merayu Kirana seraya menyindir eks pesinetron 32 tahun itu.

“Cantik-cantik ternyata enggak tahu apa-apa,” ucap Cak Lontong yang disambut tawa kader PDI Perjuangan yang hadir.

Sebelum lakon berakhir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut ambil bagian. Bersama Aria Bima, dia membacakan puisi “Aku Melihat Indonesia” karya Proklamator RI Soekarno.

Kemudian, Butet Kartaredjasa mengambil kesimpulan lakon dengan mengaitkannya dengan tema Rakernas PDIP.

“Sekarang harumnya rempah, aroma rempah menjadi inspirasi kita bersama, inspirasi untuk kebangkitan kejayaan kita,” ucap Butet.

“Saudara-saudara, banteng-banteng Indonesia mari berdiri bernyanyi, menari untuk kejayaan Indonesia untuk hari ini dan kejayaan masa mendatang,” seru Butet.

Tepat beberapa saat setelah seruan Butet, sejumlah penyanyi tampil di atas panggung. Salah satunya Harvey Malaiholo. Bersama rekan-rekannya, Harvey melantunkan Gemu Famire.

Lagu tersebut rupaya memantik kader PDI Perjuangan berjoget. Bahkan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tampak mengangguk-angguk ketika Gemu Famire dilantunkan. Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berdiri dari kursi untuk kemudian bertepuk tangan.

Semua asyik berjoget baik yang di atas pentas maupun yang duduk langsung berdiri ikut berjoget. Lagu riang itu mengakhiri seluruh rangkaian acara. Megawati pun naik ke atas pentas dan menyalami Butet cs diakhiri foto bersama. (jpnn)