JAKARTA-RADAR BOGOR, Husnia, salah satu mahasiswa Unesa Surabaya di Wuhan, China menceritakan kehidupannya bersama sejumlah rekannya yang terisolasi di wilayah tersebut akibat wabah virus corona.
Saat dihubungi melalui sambungan video call, Husnia mengaku para mahasiswa Unesa dalam kondisi sehat dan kecukupan logistik terpenuhi meskipun harganya melambung.
Menurutnya, semula ada 14 mahasiswa Unesa yang sedang menempuh pendidikan di China. Sebanyak 13 di antaranya di Wuhan.
Dari data tersebut ada dua mahasiswa bernama Merry Prasetyaning Utami dan Aprilia Indrianita, yang sudah kembali ke Indonesia sebelum pemerintah Wuhan menutup seluruh akses keluar masuk.
“Pada pertengahan bulan Januari, dua mahasiswi berencana pulang setelah UAS yang berakhir pada 8 Januari lalu,” tutur Husnia.
Sementara dua mahasiswa lainnya, Ammanda Nurintani Pratiwi dan Rizky Ady Nurlaili saat ini sudah berada di luar Wuhan, karena tidak berkuliah di Central China Normal University Wuhan.
Husnia menyebut, tinggal 10 orang mahasiswa Unesa yang masih terisolasi di asrama.
Saat ini, kata dia, pihak kampus Unesa dan CCNU memberikan dana tambahan sehingga mereka bisa berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi Wuhan, tuturnya, belum stabil dan masih mengkhawatirkan. “Kami aktif diperiksa oleh staf kampus setiap hari khususnya setelah pulang dari berbelanja. Baik menggunakan termometer dan aktif mencuci tangan dengan hand sanitizer,” sambung Husnia.
Husnia adalah mahasiswa yang masa visanya habis pada pertengahan Februari mendatang.
Dia dan tiga teman lainnya sudah membeli tiket untuk pulang ke tanah air pada 2 Februari mendatang.
Namun, melihat kondisi saat ini, dia terpaksa minta untuk me-refund tiket dan memperpanjang masa tinggal.
“Pihak kampus akan memperpanjang beasiswa dan masa tinggalnya,” tambahnya.
Husnia dan mahasiswa Unesa Surabaya lainnya sangat berharap KBRI Beijing, Unesa, dan pihak kampus CCNU mengupayakan agar mereka bisa dikeluarkan dari Wuhan secepatnya. (jpnn)