JAKARTA-RADAR BOGOR, Sebanyak 12 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) masih terkatung-katung di Wuhan, Tiongkok. Semenjak terisolasi di kota asal munculnya virus korona itu, para mahasiswa terancam kehabisan uang saku.
Mengantisipasi untuk bisa menyambung hidup, pihak kampus Unesa mengirimkan tambahan uang saku. Adapun mahasiswa Unesa yang terisolasi di Wuhan itu merupakan mahasiswa program belajar di Central China Normal University (CCNU) Wuhan.
Empat mahasiswa di antaranya sudah merampungkan studi. Seharusnya, mereka kembali pada awal Februari. Sebab, ongkos hidup dan batas waktu tinggal mereka di Wuhan hanya sampai awal bulan depan.
Namun, mereka tidak bisa pulang karena seluruh transportasi di Wuhan di-lockdown. Tiket pulang yang sudah dipesan pun terancam hangus. Seluruh mahasiswa Unesa itu ingin bisa pulang karena khawatir dengan wabah virus korona di Wuhan.
Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Nurhasan menyatakan telah berkoordinasi dengan para mahasiswa yang kini masih tertahan di Wuhan. Termasuk empat mahasiswa yang segera habis masa tinggalnya.
”Kami akan tambah ongkos beasiswa mahasiswa hingga mereka bisa pulang ke Indonesia,” katanya.
Selain itu, Nurhasan mengirimkan uang saku tambahan kepada rombongan mahasiswa yang masih berada di Wuhan kemarin (27/1). ”Harga makanan di sana naik dua sampai tiga kali lipat. Jadi, kami terus berupaya yang terbaik agar mereka tetap tenang dan aman di sana,” ujarnya.
Nurhasan terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim dan KBRI di Tiongkok serta Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Wuhan untuk memastikan kondisi mahasiswanya di sana. ”Kita upayakan yang terbaik dan melobi bagaimana caranya mereka bisa pulang,” tuturnya.
Dian Aprillia Mahardini, salah seorang mahasiswi Unesa program satu tahun di CCNU Wuhan, mengatakan bahwa seluruh mahasiswa Indonesia di Wuhan berada dalam kondisi baik. Termasuk mahasiswa Unesa. Hanya, aksesnya memang terbatas dan harga bahan makanan naik. Bahkan, banyak toko yang tutup. ”Kacang panjang yang biasanya 20 ribu ini naik jadi 60–80 ribu,” kata Dian lewat pesan singkat kepada Jawa Pos kemarin.
Pramesti ramesti Ardita Cahyani, mahasiswa Unesa lainnya, mengatakan bahwa saat ini mereka masih aman di asrama. Setiap saat selalu berkoordinasi dengan pihak kampus dan orang tua. ”Mohon doanya, semoga bisa cepat pulang ke Indonesia,” ujarnya singkat. (jwp)