Cerita Korban Banjir Bandang Bondowoso, Kini Hanya Punya Baju di Badan

0
76

JAKARTA-RADAR BOGOR, Rumah di pojokan dekat saluran pembuangan itu hancur dalam hitungan detik. Arus lumpur yang membawa serta kayu menghantam dinding ruang tamu hingga dapur.

Untung, sang pemilik, Imam Sugianto, lebih dulu berhasil menyelamatkan diri. Bersama dengan istrinya, Halimatus Syakdiyah, dan kedua buah hati mereka, Rehan serta Defam.

’’Kalau saya tidak mendengar warga yang berlari sambil teriak, mungkin saya sudah jadi korban,’’ ujar Imam kemarin (30/1) menceritakan detik-detik banjir lumpur yang menerjang kampungnya, Kampung Baru, Desa Kalisat, Kecamatan Ijen, Bondowoso, Jawa Timur.

Kini yang tersisa pada dia dan keluarga setelah banjir pada Rabu lalu (29/1) itu hanya baju yang mereka kenakan.

Juga gorden pintu. ”Cuma gorden pintu ini yang bisa saya selamatkan (pascabanjir),” ujar pria 33 tahun itu kepada Jawa Pos Radar Jember.

Imam tentu saja tak sendirian menjadi korban di kampung di lereng Gunung Ijen tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, lima rumah rusak berat setelah diterjang banjir lumpur. Sementara 214 rumah lainnya tercatat turut terendam banjir. Fasilitas fisik lain yang terdampak meliputi 6 musala, 1 plengsengan, 3 jembatan, 2 bangunan SD, dan 1 kantor kecamatan.

Selain itu, 864 ternak, termasuk kambing, sapi, dan kuda, juga menjadi korban. Belum jelas statusnya apakah hilang ataukah mati. ”BPBD Bondowoso mencatat, per kemarin (30/1) pukul 09.30 WIB, sebanyak 856 orang mengungsi,” kata Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo di Jakarta kemarin.

Rara-rata warga yang terdampak merupakan karyawan Kebun Kalisat Jampit, Desa Kalisat, Kecamatan Ijen. Matyan, korban lain, juga kehilangan harta bendanya seperti halnya Imam.

Saat bencana terjadi, dia hanya berfokus membawa lari istri dan tiga cucunya ke tempat aman yang berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya.

”Saya berharap pemerintah membantu membuatkan rumah lagi untuk warga yang rumahnya rusak. Apalagi mereka yang harta bendanya tak ada yang bisa diselamatkan,” pintanya.

Sinta, 22, korban lain, kemarin juga hanya bisa mengais sisa-sisa perabot dari rumah yang dia tinggali bersama sang nenek. Itu pun tidak mudah karena lumpur dan material kayu yang masuk ke dalam rumah menghambat proses pengambilan benda yang berukuran besar. Misalnya, sepeda motor.

”Jadi, ya seadanya saja,” kata Sinta.

Sementara itu, ratusan personel Polri-TNI, relawan, Basarnas, Tagana, serta PMI terus berdatangan untuk membantu membersihkan tumpukan kayu di dalam rumah-rumah warga. Lumpur bercampur pasir dan potongan kayu itu masuk ke rumah bersama banjir. Selain itu, bantuan terus mengalir ke posko bencana yang tidak jauh dari lokasi.

Di sisi lain, barang-barang milik warga yang masih berserakan di lokasi bencana menjadi perhatian tersendiri bagi kepolisian. Sebagian polisi dan tentara pun berfokus mengamankan lokasi. ”Warga yang hanya ingin nonton tidak boleh masuk lebih dulu,” ujar Kapolres Bondowoso AKBP Febriansyah yang didampingi Dandim 0822 Bondowoso Letkol Inf Jadi.

Banjir bandang juga terjadi di Dusun Barurejo, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, kemarin (30/1). Tepatnya di Sungai Barakan yang melewati desa tersebut.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Jawa Pos Radar Blitar melaporkan, banjir bandang mengakibatkan lahan persawahan rusak parah. Beberapa titik jalan dan jembatan di dusun tersebut juga terputus. Dampaknya, puluhan warga terisolasi.

Selain persawahan, jalan, dan jembatan, banjir bandang juga merusak kandang sapi dan rumah warga. Banjir bandang itu membawa sejumlah material batang pohon yang diduga bekas kebakaran lahan dan hutan beberapa waktu lalu.

Kepala Desa Krisik Hari Budi Setiawan menjelaskan, banjir tersebut sebenarnya terjadi sejak Rabu (29/1). Namun, kemarin (30/1) sore banjir terjadi lagi dan lebih parah.

”Mungkin karena curah hujan di wilayah timur sangat tinggi. Sebab, di wilayah sini (Desa Krisik), hujannya tidak terlalu deras,” ungkapnya.(jwp)