BOGOR-RADAR BOGOR,Sebanyak 800 mahasiswa IPB University diwisuda pada Rabu (15/1) bertempat di Gedung Grha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Dramaga Bogor. Seremonial wisuda dibuka secara langsung oleh Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria.
Wisuda Tahap IV Tahun Akademik 2019/2020 ini mencakup program Pendidikan Sarjana, Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Pendidikan Magister dan Pendidikan Doktor. Data peserta wisuda tercatat 554 orang lulusan progam Sarjana, satu orang lulusan program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, 58 orang lulusan program Magister, dan 187 lulusan program Doktor. Hingga wisuda pada tahap ini, IPB University telah memiliki 163.397 alumni yang tersebar di penjuru Indonesia dan dunia.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam sambutannya menyampaikan, para lulusan IPB University diharapkan tetap eksis di masa yang akan datang. Di samping itu, ia juga menekankan supaya para lulusan tetap bersinergi dan bekerjasama dalam memajukan bangsa dan negara.
“Saat ini kita sedang dihadapkan dengan berbagai krisis, terutama krisis lingkungan. Krisis lingkungan ini sudah di depan mata,” ungkap Prof Arif Satria. Lebih lanjut diurainya, saat ini Indonesia dihadapkan pada krisis lingkungan yang harus segera diatasi. Krisis lingkungan tersebut memicu munculnya sejumlah masalah seperti banjir, pencemaran sungai, rusaknya ekosistem laut, pemanasan global, pencemaran udara, sulitnya air bersih, kerusakan hutan dan pencemaran tanah.
“Krisis lingkungan ini juga berdampak kepada masalah sumber daya alam, khususnya sumber pangan. Indonesia dihadapkan dengan dua masalah utama pangan, yaitu krisis pangan dan food loss and waste. Food loss and waste Indonesia nomor dua di dunia setelah Arab Saudi,” ungkap Prof Arif Satria.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Guru Besar IPB University dari Fakultas Ekologi Manusia ini menghimbau supaya para lulusan tetap menjadi pembelajar yang tangguh. Dengan menjadi powerfull agile learner maka diharapkan para lulusan dapat eksis dan mampu menghadapi ketidakpastian yang terjadi di masa depan.
Untuk menghadapi ketidakpastian tersebut, Prof Arif Satria mengatakan, para alumni perlu diperkuat dengan tiga hal yaitu integrity, inovasi dan inspirasi. “Integrity itu dasarnya kejujuran, dengan kejujuran itulah kita bisa berkolaborasi sehingga mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna bagi masyarakat. Dari inovasi itulah kita bisa menginspirasi banyak orang,” papar Prof Arif Satria.
Disamping itu, Rektor IPB University juga menyebutkan skill yang diperlukan oleh para lulusan dalam menghadapi masa depan. Beberapa skill tersebut antara lain adalah analytical thinking, critical thinking, active learning, creativity, originality and initiative, leadership, complex problem solving dan emotional intelligence, dan system analysis and evaluation.
Rektor juga menyebut beberapa pekerjaan akan hilang di masa yang akan datang dan digantikan oleh mesin. Namun demikian, di saat yang sama muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang bisa dimasuki oleh para lulusan IPB University. Beberapa pekerjaan baru yang muncul dan potensial di masa mendatang antara lain adalah analis data analysis, spesialis kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan learning machine, general manager, pengembang dan analisa software, dan profesional pemasaran.
Pada kesempatan yang sama, mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University itu menyebutkan ada tujuh tipe milenial. Tujuh tipe tersebut adalah the advanture, the visionary, the artist, the leader, the socializer, the conservative dan the collaborative.
Prof Arif Satria juga menyebutkan 69.1% milenial memiliki ketertarikan untuk mendirikan bisnis secara mandiri. “Alumni IPB University itu identik dengan technosocio-entrepreneurship. Mereka memiliki bisnis tetapi juga memiliki kepedulian terhadap masyarakat yang tinggi,” pungkas Prof Arif Satria. (/RA)