MALAYSIA–RADAR BOGOR,Konferensi Liga Parlemen Dunia untuk Al-Quds (Palestina) yang ketiga, dilaksanakan di Malaysia sejak Sabtu (8/2) hingga Minggu (9/2) dihadiri lebih dari 300 anggota parlemen dari 40 negara.
Konferensi dibuka Perdana Menteri Malaysia, YAB Tun Mahathir Mohammad dan ditutup Wakil Perdana Menteri Dato’ Seri Wan Azizah binti Wan Ismail. Acara Liga Parlemen Dunia ini menghasilkan beberapa resolusi untuk isu Palestina, termasuk memilih kepemimpinan baru Liga Parlemen.
Dengan tema “Towards Effective Strategy to Defend Jerusalem”, semua pembicara dan peserta dari seluruh negara mengecam, proposal yang ditawarkan Trump untuk masa depan Palestina yang berjudul ”Deal of The Century”.
Mereka menganggap, ide Trump menggambarkan rencana agresi baru pada rakyat Palestina dan peningkatan historis atas tanah air mereka, dianggap pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.
Berdasarkan berbagai pertimbangan dan usulan yang diberikan oleh seluruh negara, peserta konferensi merumuskan menekankan hal-hal terkait Palestina. Pertama, mendukung hak Palestina untuk kembali dan menentukan nasib sendiri dan dan mendukung sepenuhnya negara Palestina menjadi negara yang berdaulat dan merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Kedua, menolak dan mengutuk apa yang disebut “Deal of The Century” atau “Kesepakatan Abad Ini” yang merupakan kelanjutan kebijakan Amerika sistematis yang bias terhadap pendudukan dan diskriminasi Israel terhadap rakyat Palestina dan merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia.
Ketiga, segala negosiasi dan kesepakatan yang tidak memberikan hak penuh kepada rakyat Palestina akan berakhir dengan kegagalan dan hanya akan menghasilkan lebih banyak permusuhan dan kebencian, akan mencegah pencapaian perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.
Keputusan lainnya, peserta dari 40 negara tersebut juga menegaskan bahwa mereka berdiri bersama rakyat Palestina berjuang dengan segenap daya upaya menolak agresi Zionis Israel.
Peserta Liga Parlemen juga menyerukan persatuan seluruh rakyat dunia, rakyat Palestina, dunia Arab, dan umat Islam dan membentuk front internasional untuk menghadapi agresi dan pelanggaran yang terus berulang ini.
Dalam Konferensi Ketiga tersebut, semua peserta bersepakat membentuk komite regional yang dibagi berdasarkan wilayah untuk memastikan perjuangan dunia membebaskan Palestina berjalan efektif, progresif, dan membuahkan hasil yang terukur. Konferensi Liga Parlemen juga memutuskan formasi baru Komite Sentral atau kepemimpinan organisasi global.
Presiden Liga Parlemen Dunia untuk Al-Quds Syekh Hamid Abdullah al-Ahmar (Parlemen Yaman) dan Komite Sentral memilih dua vice president yang akan membantu mengoordinir gerakan solidaritas dan perjuangan parlemen dunia untuk Al-Quds.
Sebanyak dua vice president dipilih. Di antaranya, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) dan anggota DPR RI Komisi 1, Fadli Zon. Vice president berikutnya yakni Mr. Nuredin Nabaty dari Parlemen Turki.
Fadli Zon mengatakan, penunjukan dirinya merupakan amanah yang berat dan merupakan kehormatan karena Indonesia dipercaya oleh parlemen 40 negara peserta untuk membantu mengoordinir kegiatan parlemen dunia terkait isu Palestina.
Menurut dia, Indonesia akan berdiri bersama akal sehat dan kemanusiaan, berjuang membela Palestina dan umat manusia dari penjajahan dan penindasan. Parlemen mempunyai jaringan luas ke negara masing-masing untuk memastikan komitmen dan keberpihakan pada kemerdekaan Palestina.
Ia menambahkan, perjuangan untuk kemerdekaan Palestina sejalan dengan amanat konstitusi dan sejalan dengan garis politik luar negeri Indonesia. “Indonesia selalu berdiri bersama rakyat Palestina,” pungkasnya.(*/dka)