4 Anggota Militer China di Dakwa Peretasan DATA 145 Juta Warga AS

0
51

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kejaksaan Agung AS mengajukan dakwaan terhadap 4 personel militer Cina atas tuduhan membobol jaringan komputer Equifax tahun 2017. Jaksa Agung William Barr mengatakan Senin (10/2), keempat anggota Tentara Pembebasan China PLA diyakini terlibat aksi peretasan itu. Cina hingga saat ini membantah tuduhan itu.

Berkas dakwaan menyebutkan, aksi peretasan itu terkait dengan data-data pribadi sekitar 145 juta warga, termasuk nomor Social Secutity dan data-data Surat Izin Mengemudi.

“Ini adalah salah satu aksi pembobolan data terbesar dalam sejarah,” kata William Barr

Kejaksaan AS juga menuduh pemerintahan Beijing berada dibalik aksi pencurian data-data pribadi warga dan data-data rahasia perusahaan Equifax.Cina bantah terlibat peretasanKementerian Luar Negeri Cina hari Selasa (11/2) bereaksi keras membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa Cina “tidak pernah terlibat” dalam aksi pencurian data, dan menyatakan bahwa negaranya sendiri telah “menjadi korban serius dari pencurian data yang dilakukan oleh AS”.Orang-orang yang digugat Kejaksaan AS semuanya tinggal di Cina dan tidak ada yang berada dalam tahanan.Kantor berita AP melaporkan, dakwaan itu diajukan untuk mencegah aksi-asi peretasan selanjutnya dan menunjukkan keseriusan AS melacak individu-individu yang terlibat dalam aksi peretasan.

“Hari ini, kami meminta pertanggungjawaban para peretas PLA atas tindakan kriminal mereka, dan kami mengingatkan pemerintah Cina bahwa kami memiliki kemampuan untuk mengungkap tudung anonimitas di internet dan menemukan peretas yang berulangkali dikirim (oleh Cina) terhadap kami,” kata William Barr.”Ini adalah tindakan terencana untuk menyisir data-data pribadi rakyat Amerika,” kata Barr dalam sebuah pernyataan.

Dakwaan ini diajukan di tengah peringatan yang diberikan pemerintahan Donald Trump tentang makin besarnya pengaruh politik dan ekonomi Cina. Gedung Putih percaya, Beijing sedang melakukan operasi besar-besaran untuk mengumpulkan data-data warga AS, dan mencuri hasil penelitian serta inovasi ilmiah.

Departemen Kehakiman AS mengatakan di situs webnya: “Surat dakwaan sembilan butir menuduh bahwa Wu Zhiyong, Wang Qian, Xu Ke dan Liu Lei adalah anggota Divisi Lembaga Riset ke-54 PLA, sebuah unit dari militer. Mereka diduga berkonspirasi untuk meretas ke dalam jaringan komputer Equifax, membuka akses tidak sah ke komputer-komputer itu, dan mencuri informasi yang sensitif dan dapat diidentifikasi secara pribadi.”

Tahun 2015, perusahaan pengelola data Experian juga pernah mengalami aksi pembobolan serupa, yang melibatkan data-data pribadi 15 juta pelanggan baru. Equifax, Experian dan TransUnion adalah tiga besar pengelola data kartu kredit di AS.

Pembobolan jaringan komputer Equifax mengakibatkan bos perusahaan itu, Richard Smith, dipecat dari jabatannya. Tahun lalu Equifax menyetujui pembayaran 700 juta dolar AS sebagai kompensasi atas kerugian para korban peretasan(dtk)