Mahasiswa IPB University Raih Penghargaan Internasional dari Beasiswa Cargill

0
73

BOGOR-RADAR BOGOR,Cargill Global Scholar Program merupakan program beasiswa internasional yang hanya diperuntukkan bagi sepuluh mahasiswa terpilih se Indonesia. Kesepuluh mahasiswa yang beruntung tersebut berasal dari sembilan perguruan tinggi. Beasiswa Cargill ini bertujuan untuk membangun jaringan global calon pemimpin masa depan yang akan memberikan kontribusi penting untuk memajukan bisnis, pertanian dan ketahanan pangan.

Salah satu penerima beasiswa Cargill tersebut adalah Tegar Nur Hidayat, mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University.

Ia mengaku, program beasiswa Cargill merupakan beasiswa yang unik. Hal ini karena beasiswa Cargill tidak hanya menyediakan bantuan keuangan, tetapi juga memberikan kesempatan kepada penerima beasiswa untuk dapat mengembangkan potensi kepemimpinannya melalui kegiatan seminar, pengembangan jaringan profesi dan kegiatan pendampingan dari pimpinan Cargill selama masa pemberian beasiswa.

“Penerima beasiswa dididik dan disiapkan untuk memiliki talenta global sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Yang saya rasakan selama menerima beasiswa Cargill ini salah satunya rasa kekeluargaan yang tinggi. Kekeluargaan terbukti saya rasakan setelah mengikuti program In Country seminar selama enam hari di tahun pertama mendapat beasiswa. Waktu itu, kekeluargaan antar tokoh-tokoh di Cargill dan Scholars sangat erat dan begitu hangat. Di samping itu para penerima beasiswa juga dididik untuk memiliki nilai luhur yang tinggi sesuai dengan pancasila, kompetitif serta berorientasi untuk menjadi pemimpin dengan integritas dan profesional,” terang Tegar, salah satu tim penemu ERBRON-C, alat pengutip brondolan sawit.

Tahun lalu, Tegar berhasil mendapat penghargaan Superior Academic Achievement and Leadership dari beasiswa Cargill. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan yang diberikan di tingkat internasional.

Tegar mengaku, ada banyak pelajaran yang ia dapatkan selama menjadi penerima beasiswa Cargill. Beberapa pelajaran yang ia dapatkan adalah melatih gaya kepemimpinan yang autentik.

“Menjadi pemimpin harus autentik, artinya, setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan setiap orang pasti mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda. Jadilah pemimpin yang autentik dengan tetap menjunjung integritas,” tambah Tegar.

Selain itu, ia juga mendapat pelajaran tentang kerja tim. Baginya mempelajari tentang kerja tim sangat penting, terutama kemampuan dalam memengaruhi seseorang sebagai hal utama yang menjadi karakter seorang pemimpin.

Pelajaran ketiga adalah perlunya menjadi pendengar yang baik bagi seorang pemimpin. “Kemampuan ini akan menentukan posisi kita di masyarakat serta jaringan kerja kita di dunia profesional terutama dalam membangun semangat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masalah-masalah spesifik dan semangat untuk memajukan pertanian Indonesia,” tutupnya. (SMH/RA)