JAKARTA-RADARBOGOR, Pengacara Veronica Koman mengklaim telah berhasil mengirim surat berisi laporan ihwal 57 tahanan politik dan 243 korban sipil tewas di Papua kepada Presiden RI Joko Widodo. Veronica menyebut data-data itu ia bukukan sejak operasi militer di Nduga pada 2018.
Surat tersebut, kata Veronica, diberikan kepada Jokowi saat berkunjung ke Canberra, Australia. Kabar tersebut kemudian dibantah keras oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Dia menyebut bahwa informasi yang dibuat oleh Veronica adalah informasi sampah.
Pernyataan itu kemudian menjadi perdebatan karena seolah pemerintah tak mempedulikan surat yang dikirim masyarakat. Merespons itu, Mahfud kemudian memberikan penjelasan terhadap kata sampah yang dikeluarkannya.
Menurutnya, objek dari kata ‘sampah’ yang ia lontarkan bukan pada surat yang diklaim diberikan kepada Jokowi. Tapi tertuju pada informasi yang disampaikan oleh Veronica kepada publik. Mahfud memastikan bahwa Veronica tidak pernah memberikan surat tersebut kepada Jokowi di Canberra.
Mahfud sangat yakin karena di Canberra ia terus mendampingi Jokowi. Sebagai orang yang mengenal Veronica, dia sama sekali tak melihat batang hidung pengacara HAM tersebut.
“Yang sampah itu adalah informasi bahwa Veronica Koman menyerahkan surat kepada presiden. Itu informasi sampah. Saya ada di situ, nggak ada Veronica Koman,” kata Mahfud.
Mahfud membenarkan bahwa banyak surat dari masyarakat yang diterima oleh Jokowi. Namun, tidak satupun di antaranya berasal dari Veronica.
“Bahwa ada surat-surat masuk, diserahkan oleh orang kepada presiden itu bukan sampah. Itu ditampung oleh presiden, tapi tidak dibaca di situ,” imbuhnya.
Atas dasar itu, Mahfud menyampaikan bahwa pemerintah tak tahu menahu ihwal isi surat Veronica. “Lah kita nggak baca. Saya ndak bilang itu sampah, itu surat ditampung. Yang sampah itu pernyataan Veronica bahwa dia serahkan surat ke presiden. Dia (Veronica) nggak ketemu presiden dan saya tahu itu. Saya ada di situ, saya tahu wajahnya (Veronica) karena nggak ada orang seperti itu ketemu presiden,” pungkasnya.(jwp)