Magang Bersertifikat Agar Lulusan Cepat Diserap Industri

0
60

JAKARTA–RADAR BOGOR, Universitas Bakrie menyambut baik kebijakan kampus merdeka. Menyelaraskan kebutuhan kampus dan industri, konsep kampus ini dianggap bisa menghasilkan lulusan yang berpengalaman dan siap mengarungi dunia kerja.

Rektor Universitas Bakrie Prof Sofia W Alisjahbana menuturkan, poin-poin program kampus merdeka bukan hal baru. Universitas Bakrie sudah menerapkan pada kurikulum pembelajaran mereka, khususnya terkait program magang.

“Kebijakan Mas Menteri (Mendikbud Nadiem Makarim, Red) bagi kami bukan sesuatu yang baru. Menyelaraskan kompetensi lulusan dan industri agar cepat terserap,” ucap Sofia di Bakrie Tower kemarin.

Program magang mahasiswa, lanjut dia, sudah masuk dalam kurikulum operasional kampusnya. Bahkan, Sofia mengatakan, Universitas Bakrie mendapat program magang mahasiswa bersertifikat dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir beberapa waktu lalu. Selain itu, dukungan kelompok usaha Bakrie menjadi nilai tambah.

Makanya, dalam proses pembelajaran mahasiswa tidak hanya mengenyam teori saja. Tapi juga praktik terlibat dalam proyek. Juga, didukung UBpreuner sebagai pusat pelatihan kewirausahaan kampus.

Meski demikian, Sofia mengakui menyusun kurikulum operasional tidak mudah. Tentunya melibatkan stakeholder, industri pengguna lulusan, dan para lulusan Universitas Bakrie yang sudah bekerja di perusahaan atau BUMN maupun menjadi pengusaha.

“Kita selalu mendapatkan masukkan dari mereka. Kira-kira apa yang kurang di kurikulum kami,” terang mantan asesor BAN-PT tersebut.

Menurut Sofia, kebijakan Kampus Merdeka mempermudah kampus dalam membuka prodi yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Terdapat empat poin dari Kampus Merdeka yakni otonomi bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk melakukan pembukaan atau pendirian program studi (prodi) baru. Program reakreditasi yang bersifat otomatis dan bersifat sukarela.

Kemudian kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi PTN Badan Hukum (PTN BH). Selanjutnya, perpanjangan waktu magang hingga dua semester dan satu semester di luar program studi.

Sementara itu, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie Pandit Sumawinata mengatakan, tidak hanya kognitif yang diajarkan. Tapi juga mengedukasi kompetensi skills, kebiasaan, hati, dan manners (tata krama). Semuanya akan terlatih jika mahasiswa terlibat dalam sebuah proyek. Festival Samaragam merupakan proyek pembelajaran kampus.

“Samaragam menjadi ujian akhir semester mata kuliah brand activation. Mereka akan mendapatkan nilai dari setiap presentasi progres mereka,” terang Pandit.

Pihak kampus menerapkan sistem skema poin (nilai acuan universitas) dan my point (nilai acuan prodi) selama menempuh pendidikan. “Tidak boleh magang, tidak boleh lanjut sidang kalau tidak memenuhi kriteria minimal poin,” imbuhnya.

Di bagian lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meminta dunia industri tidak menyia-nyiakan Kampus Merdeka. “Mohon jangan disia-siakan, karena dunia di luar perguruan tinggi bisa berpartisipasi merancang 30 hingga 35 persen lulusan perguruan tinggi,” ujar mantan bos Gojek itu.(jwp)