PDIP Minta Nadiem Jelaskan Soal Bayar SPP Lewat GoPay

0
57
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim diminta untuk memberikan penjelasan ihwal pembayaran SPP via GoPay itu. Jangan sampai muncul persepsi yang macam-macam. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim diminta untuk memberikan penjelasan ihwal pembayaran SPP via GoPay itu. Jangan sampai muncul persepsi yang macam-macam. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim diminta untuk memberikan penjelasan ihwal pembayaran SPP via GoPay itu. Jangan sampai muncul persepsi yang macam-macam. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pembayaran sumbangan pembinaan Pendidikan (SPP) menggunakan GoPay di dalam aplikasi GoJek menuai polemik di kalangan DPR. Salah satu legislator yang kaget dengan kabar itu adalah Anggota Komisi X DPR Fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira.

Andreas meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan penjelasan ihwal pembayaran SPP via GoPay itu. Jangan sampai muncul persepsi yang macam-macam.

Andreas menambahkan masuknya bisnis startup dalam sistem transaksi di dunia pendidikan ini seharusnya dilihat secara netral. Karena ketika Nadiem ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Mendikbud banyak kalangan terkejut.

Karena kali ini Mendikbud bukan dari kalangan pendidik, tetapi muncul dari bisnis inovator digital atau startup yang sukses. Kehadiran Nadiem sebagai Mendikbud, kata Andreas, juga diimbuhi dengan berbagai macam meme di media sosial bahwa bisnis startup ini akan masuk dalam dunia Pendidikan.

“Misalnya GoPay akan menjadi alat transaksi dalam dunia pendidikan. Meme tersebut kemudian menjadi kenyataan. Lantas, apakah ini salah?” kata Andreas kepada wartawan, Selasa (18/2).

Menurut dia, GoPay atau jenis transaksi online yang lainnya hanyalah alat bantu untuk memudahkan lalu lintas transaksi agar lebih cepat, lebih mudah, transparan dan akuntabel.

“Tentu ini yang diharapkan terjadi, karena selama ini faktor kebocoran-kebocoran yang terjadi di dalam arus pembayaran dan belanja di dunia pendidikan diduga cukup besar,” ungkap politikus dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ini.

Andreas juga mengatakan, ke depan transaksi belanja kebutuhan sekolah dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) misalnya, bukan tidak mungkin bisa dilakukan secara online.

“Sehingga sekolah tidak harus menerima BOS dalam bentuk fresh money, tetapi bisa langsung menerima dalam bentuk barang sesuai dengan kebutuhan dari dana yang direncanakan melalui penggunaan BOS,” ujarnya.

Persoalannya, lanjut Andreas, apakah ini tidak menjadi konflik kepentingan, dari menteri yang notabene adalah pemegang saham dari bisnis online tersebut. “Saya kira pada aspek ini Mas Nadiem perlu menjelaskan kepada publik agar tidak menjadi isu dan polemik,” sambungnya.

Diketahui, GoPay sudah bisa digunakan untuk melakukan pembayaran uang SPP dengan mudah dan cepat. Orang tua dan wali murid kini bisa membayar SPP dan biaya pendidikan lain seperti buku, seragam, dan kegiatan ekstrakurikuler dengan GoPay.

Menurut Senior Vice President Sales GoPay, Arno Tse, hadirnya layanan GoPay untuk keperluan pendidikan akan memudahkan orang tua, sehingga tidak perlu lagi pergi sekolah melakukan pembayaran.

“Layanan terbaru ini membebaskan orang tua dan wali murid untuk membayar pendidikan anak di mana saja dan kapan saja tanpa harus hadir ke sekolah. Orang tua yang sibuk dapat fokus dengan kepentingan lain seperti pekerjaan tanpa khawatir akan melewatkan tenggat pembayaran,” kata Arno dalam pernyataan resminya, Selasa (18/2).(jwp)