CIANJUR-RADAR BOGOR,Sebanyak 22 pasangan pengantin di Kabupaten Cianjur tertipu Wedding Organizer (WO) bodong. Nama penyelenggara pernikahan ‘High Level Cianjur’ ini dikelola oleh Bintang Juwita Maghfirly.
Wanita dengan paras cantik tersebut diduga mengeruk uang dari para kliennya. Tak tanggung-tanggung, biaya yang dikeluarkan setiap korbannya mulai Rp20 hingga Rp60 juta per orang.
Para korban mengaku, semua tergiur dengan diskon serta beberapa promo yang dijanjikan pelaku melalui media sosial instagram. Tapi, bukan hanya dari Cianjur saja, dikabarkan korban lainnya pun berada di kota lain seperti Bekasi.
Gelar Jagat Raya (25) salah seorang korban High Level Cianjur mengungkapkan, dirinya mengetahui WO tersebut berawal dari media sosial pada tahun 2019 dengan dekorasi serta harga yang menarik. Selama tiga bulan, dirinya intens melakukan komunikasi dengan pelaku.
“Kita awalnya melihat di media sosial, yang bikin tertarik yaitu dari dekorasi serta promo dan potongan harga dari orang tersebut. Makanya kita pilih buat pernikahan di tanggal 3 Agustus 2019,” ujarnya.
Ia tidak mengetahui keberadaan kantor dari WO High Level Cianjur dan hanya mengetahui kediaman pelaku di Jalan Yusuf Hasiru Gang Anggrek No.24 RT 01 RW 09 Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur. Tak ada kecurigaan sama sekali, beberapa kali bertemu hanya di cafe dan di luar.
Bahkan potongan harga yang diberikan tidak menjadikannya curiga dari harga Rp60 juta menjadi Rp30 juta saja jika dilunasi pada hari itu juga. Ia pun langsung mengkomunikasikan dengan pelaku untuk membayar setengahnya, bahkan pelaku pun menjanjikan akan memberikan gratis ongkos untuk transportasi peralatan dekor.
“Terakhir itu dia memberikan info di media sosial jika dilunasi akan mendapatkan potongan 50 persen dari Rp60 juta menjadi Rp30 juta, kita pun akhirnya janjian untuk ketemu dan bayar setengah dulu,” paparnya.
Selain itu, yang menjadi dirinya yakin dengan WO tersebut adalah pelaku selalu mendatangi lokasi yang akan dijadikan tempat pernikahan.
Kecurigaan pun mencuat setelah semua pembayaran lunas, komunikasi pelaku dengan korban mulai berkurang. Bahkan nomornya pun diblok hingga saat ini sulit untuk dihubungi.
“Semua yang menjadi korban akhirnya sepakat membuat grup di WA untuk berkomunikasi. Pada saat kasus penipuan WO di Depok mencuat, makanya kita berani untuk buka suara. Info terakhir pelaku ada di Bandung dan berpindah-pindah tempat,” ungkapnya.
Tidak sedikit uang yang harus diputar olehnya. Dirinya bersama keluarga harus sesegera mungkin melangsungkan pernikahan di tanggal yang sudah disepakati. Kurang lebih Rp115 juta harus kembali dirogoh untuk melangsungkan pernikahan.
“Akhirnya kita harus mengeluarkan uang lagi, karena waktu itu empat hari lagi mau dilaksanakan pernikahan. Kurang lebih Rp115 juta kita keluarkan untuk biaya pernikahan,” jelasnya.
Setelah ditelusuri, tidak hanya klien saja yang menjadi korban dari penipuan WO bodong tersebut. Bahkan vendor seperti catering dan fotographer pun turut menjadi korban dari pelaku. Beberapa vendor belum mendapatkan uang dari pelaku dengan nominal kurang lebih Rp40 juta.
Kemarin, Gilar bersama dengan keluarganya melakukan pelaporan ke Polres Cianjur dengan membawa beberapa barang bukti berupa percakapan di WA serta bukti transfer kepada pelaku.
“Hari ini (kemarin,red) kita melakukan pelaporan terkait dugaan adanya penipuan yang dilakukan oleh WO High Level Cianjur dengan membawa beberapa barang bukti dari mulai bukti transfer dan percakapan di WA,” paparnya.
Keluarga Gilar sudah memberikan waktu kepada pelaku untuk datang dan menjelaskan, namun karena tidak ada itikad baik dari pelaku. Akhirnya dirinya bersama keluarga serta salah sorang korban lainnya melaporkan kejadian penipuan tersebut ke pihak kepolisian.
Tidak hanya Gilar, MA (22) pun turut menjadi korban dari WO tersebut. Dirinya yang akan melangsungkan pernikahan pada tanggal 9 Februari 2020 sempat tidak menyangka telah menjadi korban penipuan.
Dirinya saat itu menghabiskan uang kurang lebih Rp40 juta dengan memesan paket dekor dan catering. Cerita serupa pun dialami MA percis seperti Gilar. Ketika pembayaran lunas, pelaku hilang tanpa bisa dihubungi. (radarcianjur/ysp)