BOGOR-RADAR BOGOR,Bioteknologi merupakan bidang potensial yang dapat mempercepat perkembangan teknologi kesehatan dan pertanian. Salah satu metode yang sedang berkembang di bidang bioteknologi adalah genome editing. Working Group (WG) Bioinformatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University menggelar kuliah umum yang membahas peluang dan tantangan dalam pengembangan teknologi genome editing ini. Kuliah umum yang digelar pada Kamis (23/1) di Auditorium FMIPA IPB University ini mendapat antusiasme yang tinggi dari peserta.
Menurut informasi dari Dr. Wisnu Ananta Kusuma, koordinator WG Bioinformatika FMIPA IPB University, tercatat kuliah umum ini dihadiri oleh 235 peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, peneliti, dan praktisi dari berbagai institusi pendidikan, penelitian, dan industri. Kuliah umum ini juga direkam dan disiarkan secara daring melalui saluran youtube Bioinformatics FMIPA IPB (http://bit.ly/bioinformatics-fmipa-ipb-university)
Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan, FMIPA IPB University, Dr Ir Hamim, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan kuliah umum ini bertujuan menyampaikan sekaligus menyebarkan hasil-hasil penelitian di bidang sains beserta tantangannya yang semakin luas baik di Indonesia maupun luar negeri.
“Ini merupakan bagian kecil dari rangkaian besar yang berkaitan dengan biodiversitas di Indonesia. FMIPA IPB University berusaha untuk selalu mengikuti perkembangan sains dan teknologi terbaru dan mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi melakukan penelitian dan pengembangan inovasi. Di bidang bioteknologi, genome editing adalah salah satu teknik yang menjanjikan untuk menemukan inovasi-inovasi di bidang kesehatan dan pertanian, di samping tentu banyak tantangannya,” papar Dr Hamim.
Kuliah umum kali ini menghadirkan Prof Antonius Suwanto, PhD yang merupakan dosen Departemen Biologi, FMIPA, IPB University dan Dr Riza Arief Putranto, peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI).
Pada kesempatan ini, Prof Antonius menyampaikan bahwa sains menjadi dasar yang penting bagi rekayasa genetika dan genome editing. Menurut dosen Departemen Biologi FMIPA IPB University ini berbagai jawaban terhadap fenomena hayati atau konstruksi produk rekayasa genetika (Genetically Modified Organism/GMO) dihasilkan dari teknik ini.
“Kini penyuntingan genom, khususnya yang berbasis CRISPR, telah memberikan wawasan baru dalam memodifikasi materi genetik makhluk hidup dengan implikasi yang luas, bahkan menjadi salah satu teknologi penting dalam menyongsong era digital khususnya dalam menyusun strategi penting untuk keberlanjutan pertanian, pangan, industri, medis, dan lingkungan,” papar Prof. Antonius.
Sementara itu, Dr Riza melengkapi penjelasan Prof Antonius yang bersifat konsep dan filosofis dengan contoh nyata penerapan CRISPR-Cas9 pada tanaman kelapa sawit. Salah satu motivasi penggunaan CRISPR-Cas9 karena teknik ini merevolusi teknik rekayasa genetika klasik. Selain itu belum ada penelitian menggunakan CRISPR-Cas9 di Indonesia.
Dr Riza mengemukakan secara umum keberhasilan penerapan teknologi CRISPR melibatkan tiga aspek yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu kebutuhan materi genetik, kecakapan bioinformatika (desain sgRNA serta pemilihan gen target dalam basis data omics), dan validasi organisme yang diedit.
“Penelitian ini tidak mudah. Lika-liku aplikasi teknologi CRISPR terutama pada tanaman tahunan memunculkan apa yang disebut sebagai “labyrinth of research”, padahal teknik pengeditan genom ini dinilai cepat dan tangkas (versatile) oleh publik. Inilah tantangannya,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, diperkenalkan tentang asosiasi Masyarakat Bioinformatika dan Biodiversitas Indonesia (MABBI) oleh sang ketua, Dr Ir Kholis Abdurachim Audah. MABBI yang sudah beranggotakan 250 ini bertujuan untuk mewadahi akademisi, ilmuwan, dan praktisi di dalam dan luar negeri untuk bersama-sama membangun Indonesia melalui pengembangan riset di bidang Bioinformatika dan Biodiversitas Indonesia. (RA)