Angin Puting Beliung di Tapos Depok, Kerugian Capai Rp300 Juta

0
150
Tampak terlihat atap rumah yang rusak akibat angin puting beliung di Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Selasa (25/2). Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang mengakibatkan kerusakan pada atap ruang kelas dan sebagian bangunan lainnya. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
Tampak terlihat atap rumah yang rusak akibat angin puting beliung di Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Selasa (25/2). Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang mengakibatkan kerusakan pada atap ruang kelas dan sebagian bangunan lainnya. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK

DEPOK-RADAR BOGOR,Berdasarkan penjelasan dari Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Bencana, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Deni Romulo kejadian 21 rumah dan satu ruang kelas SMPN 16 Depok yang rusak karena angin puting beliung diperkirakan kerugiannya Rp 300 juta.

“Total kerugian dari seluruh kejadian ini diperkirakan mencapai Rp 300 juta,” bebernya.

Deni menjelaskan, 21 rumah yang berlokasi di RT2 dan 3, RW3, Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos tersebut, termasuk kategori rusak berat. Dimana, atap rumah ada yang hilang, dan ada juga yang rubuh. Sedangkan, ruang kelasnya bagian plafonnya roboh.

Tidak hanya di Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos saja yang terkena bencana alam, tetapi ada empat titik lainnya di Kota Depok yang terkena bencana alam. Diantaranya empat titik lokasi longsor terjadi di Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos, Kelurahan Rangkapanjaya Baru Pancoranmas, Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya, dan Kelurahan Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung.

“Akibat hujan deras dan angin kencang, ada empat titik longsor dan satu titik puting beliung,” ujar Deni.

Sementara itu, Walikota Depok Mohammad Idris menuturkan, untuk SMPN 16 Depok karena aset pemerintah. Maka langsung tanpa ada proses permohonan bantuan. Kalau untuk rumah pribadi nanti ada permohonan bantuan hibah.

Penanganan pertama, untuk rumah yang rusak masih dari swadaya dari kecamatan kelurahan. Nanti setelah assensmen keluar semuanya kerugian atas kejadian ini akan segera kita keluarkan melalui Biaya Tak Terduga (BTT) berapa kerugian yang dialami oleh masyarakat.

.”Kalau untuk tahun ini biaya alokasi sekitar Rp20 miliar, ternyata baru Februari tinggal 10 persen. Maka bisa dipastikan akan ditambah. Nanti akan kami hitung itu, tetapi kayanya bisa dua kali lipat dari dana awal,” terangnya. (rd).