JAKARTA-RADAR BOGOR, Seorang warga negara Jepang dinyatakan positif virus Korona. Saat ini pria lansia berusia 60 tahun itu sudah berada di Jepang. Namun beberapa hari sebelumnya, pria itu pernah menginap di sebuah hotel di Denpasar, Bali. Kekhawatiran terjadi manakala pria tersebut sudah menularkan sejumlah orang di Indonesia jika memang saat di Indonesia sedang dalam masa inkubasi virus.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto menjelaskan kronologis urutan fase kedatangan pria Jepang itu ke Indonesia. Menurutnya, pria itu sudah mengeluh sakit sejak masih berada di Jepang pada 12 Februari 2020.
“Memang benar ada warga negara Jepang 60 tahun laki-laki. Pekerjaan sehari-hari di lembaga sosial. Pada tanggal 12 Februari dia mengeluh sakit. Kemudian sudah berobat di Tokyo tapi diputuskan tidak dirawat,” papar Yurianto dalam konferensi pers, Selasa (25/2).
Kemudian tanggal 13 Februari 2020 masih bekerja di Jepang. Tanggal 14 Februari 2020 libur. Dan tanggal 15 Februari 2020 dia beserta keluarganya melaksanakan perjalanan ke Bali sampai 19 Februari 2020. Dia meninggalkan Bali, Indonesia, pada 19 Februari. Dan pada 22 Februari 2020 di Jepang, pria itu diputuskan harus dirawat di rumah sakit. “Kondisinya stabil, dia diagnosa terinfeksi SARS-COV tipe 2. Atas dasar ini kami melakukan konsultasi dengan pakar,” tuturnya.
Penjelasan pakar kesehatan soal nama virus yang berbeda itu, ada 2 hal yang mendasar. Di satu sisi pakar mengatakan SARS COV tipe 2 adalah penyebab Covid-19 seperti yang disebut WHO. Tapi pendapat kedua dicurigai sebagai gejala minimal yang disebut asimptomatis (tak bergejala). Dan kedua pendapat itu sedang didiskusikan.
Hotel di Bali Dilacak
Karena itu Kementerian Kesehatan melakukan tracking atau pelacakan kontak siapa saja yang melakukan kontak dengan pria Jepang tersebut. Dinas Kesehatan Bali melacak beberapa hotel. “Data dari kedatangan tidak tampak terjadinya peningkatan kasus termasuk pneumonia di daerah yang dicurigai atau didatangi,” tuturnya.
Yurianto menegaskan tracking itu dilakukan bukan orang per orang tetapi melihat di sekitar spot apa saja yang didatangi orang tersebut. Kemudian memastikan hotel tempatnya menginap.
“Oleh dinkes sudah dilakukan pemeriksaan sosialisasi ke pegawai hotel dan pemeriksaan semacam edukasi ke petugas hotel. Hasil sekarang belum selesai. Dan memang turis itu enggak ke mana-mana. Hanya berada di sekitar hotel saat di Bali itu. Pemeriksaan masih terus dilakukan, tetapi hotelnya tidak ditutup,” tegasnya.(jwp)