BOGOR–RADAR BOGOR,Musim hujan menjadi waktu paling baik bagi nyamuk bersarang dan berkembang biak. Masyarakat perlu mawas diri dengan pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Pengasapan atau fogging bukan cara terbaik untuk menghindari potensinya.
Jumlah kasus DBD di Kota Bogor menurun cukup drastis. Selama dua bulan, tercatat hanya 67 kasus yang dibukukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. Sementara tahun lalu, pada Januari, kasus DBD mencuat di atas angka 100 kejadian.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Surveilance (P3MS), Johan Musali menerangkan, jumlah itu dianggap mengalami penurunan secara drastis karena kesadaran masyarakat yang mulai meningkat. Sosialisasi lewat puskesmas maupun media sosial berhasil dengan baik.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bogor, dr. Oky Kurniawan pun membenarkan, angka penyakit DBD berupaya terus ditekan. Itu melalui tindakan preventif yang lebih mujarab dibanding fogging. Justru, kata Oky, fogging tidak boleh sembarangan dilakukan hanya karena alasan menghindari penyebaran nyamuk.
“Pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) itu lebih efektif. Caranya ya lewat 3M plus. Menguras tempat penampungan air. Menutupnya rapat-rapat. Mengubur barang-barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Plusnya, ngasih bubuk abate,” terangnya yang didampingi Johan di ruangannya, Jumat (28/2).
Oky menegaskan, fogging sama sekali tidak menjadi solusi utama terhadap pencegahan penyakit DBD. Solusi utama justru melalui PSN tersebut. Pengasapan tanpa fokus dari pihak dinkes justru bisa berujung pada penyakit lainnya, seperti keracunan. Pasalnya, fogging pun tidak selalu bisa membunuh nyamuk jika dilakukan secara sembarangan.
“Makanya dinkes membatasi fogging. Kalau ada kasus DBD, harus ada penyelidikan epidemiologi ke lokasi bersangkutan. Sebelumnya perlu SK dari rumah sakit juga. Kalau nanti diputuskan memang ada perkembangbiakan atau sarang nyamuk, baru kita turunkan tim, apakah dari dinkes atau melalui puskesmas,” terangnya lagi.
Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak melakukan fogging. Pihaknya bakal menertibkan warga jika kedapatan fogging secara serampangan. Terlebih, musim hujan begini biasanya ada warga yang melakukan fogging sendiri. Bukannya menghindari DBD, masyarakat justru mengundang timbulnya penyakit yang lain.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir pun mewanti-wanti terkait kemungkinan penyebaran penyakit demam berdarah di musim hujan.
Pihaknya juga telah bersiaga dengan mempersiapkan ruangan di rumah sakit, jika sewaktu-waktu terjadi outbreak demam berdarah. Beruntung, kejadian yang melanda para pasien di Kota Bogor masih dalam taraf normatif. Belum ada lonjakan yang mengacu pada kejadian outbreak.
“Kita sama sekali tidak mengharapkan itu terjadi ya. Namun, kita antisipasi saja biar bisa cepat tanggap. Saya juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan semua jajaran untuk mengantisipasi kemungkinan itu,” pungkas Ilham.(mam/c)