Tiket Umrah Tidak Hangus, Agen Travel Bisa Atur Ulang Jadwal Perjalanan

0
55
Umrah
Ilustrasi Jama'ah Umrah
Jamaah umrah asal Indonesia gagal berangkat ke tanah suci akibat kebijakan pemerintah Arab Saudi yang menghentikan sementara perjalanan umrah.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Sampai tadi malam (28/2), Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali memastikan bahwa belum ada kabar pencabutan larangan penerbangan umrah ke Jeddah dan Madinah. Namun, pesawat dalam keadaan kosong boleh landing untuk pemulangan jamaah menuju negara masing-masing.

Kemarin sempat beredar kabar bahwa penghentian sementara penerbangan jamaah umrah dicabut pada 13–14 Maret. Kabar tersebut berawal dari surat maskapai Saudi Arabian Airlines (Saudia).

Endang juga mengaku menerima banyak pertanyaan soal surat itu. Dia menegaskan, berdasar hasil komunikasi dengan pihak imigrasi Arab Saudi dan otoritas bandara di Jeddah, belum ada tanggal pasti pencabutan larangan penerbangan umrah.

”Kalau saya baca, surat itu tentang mekanisme pengembalian tiket atau refund dari Saudia,” katanya. Endang menambahkan, surat tersebut tidak linier dengan awal pemberitahuan penghentian sementara penerbangan umrah yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Dia mengatakan baru menjalin komunikasi dengan Public Relations (PR) Imigrasi Arab Saudi Captain Hamid. Menurut penjelasan Captain Hamid, penghentian penerbangan umrah itu hanya beberapa hari. Dia meminta masyarakat Indonesia menunggu pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh General Authority of Civil Aviation (GACA).

Dia kemudian menjelaskan, tidak ada jamaah umrah Indonesia yang tertahan di bandara. Kegiatan umrah berjalan normal. Kemudian, pemulangan juga lancar. Pesawat dari luar diizinkan untuk mendarat di Saudi asalkan kosong tanpa penumpang. Contohnya, kemarin ada penerbangan maskapai Lion Air dengan rute Jeddah–Surabaya.

KJRI Jeddah menyampaikan dua imbauan kepada jamaah umrah Indonesia yang berada di Saudi. Mereka diminta tetap tenang dalam menyelesaikan ibadah umrah tanpa terganggu isu-isu yang belum terbukti benar. Kemudian, mereka diimbau selalu menjaga kesehatan fisik saat menjalankan ibadah.

Endang mengatakan, persiapan haji 2020 masih berjalan normal. Sekitar tiga pekan lalu petugas Indonesia datang ke Makkah. Mereka mulai menjajaki sewa hotel, katering, dan transportasi haji. Sesuai jadwal pemerintah, misi haji 2020 dimulai pada 25 Juni. Pada 26 Juni, jamaah haji mulai diterbangkan menuju Madinah.

Sementara itu, kodisi Saudi juga digambarkan aman dan terkendali oleh jamaah umrah Indonesia Erny Rosmayulis, 59. Dia on schedule untuk terbang kembali ke tanah air pada Jumat (28/2) pukul 24.00 WIB dari Jeddah. ”Nanti malam sudah mau pulang, jam 12 malam, lewat Abu Dhabi pakai Etihad. Terus, di sini juga baik-baik saja, semua baik,” ungkapnya kepada koran ini kemarin (28/2).

Orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar hotel juga tampak santai. Sangat jarang orang yang memakai masker. Pemandangan serupa dia jumpai ketika melaksanakan ibadah umrah di Masjidilharam. ”Waktu di Makkah, juga banyak yang nggak pakai masker,” ungkap warga Bekasi, Jawa Barat, itu.

Erny terbilang beruntung. Dia telah melaksanakan ibadah umrah sebelum ada kebijakan baru dari Saudi soal penerbangan masuk. Dia berangkat dari Jakarta 13 Februari lalu.

Di bagian lain, kemarin diadakan rapat di Kementerian Agama (Kemenag) untuk menyikapi larangan penerbangan jamaah umrah. Rapat dipimpin Menag Fachrul Razi dan dihadiri unsur Kemenko PMK, Kemenlu, Kemenhub, asosiasi penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU), serta maskapai.

Setelah rapat, Razi menyampaikan sejumlah kesepakatan. Antara lain, PPIU menjadwal ulang perjalanan umrah. Kemudian, melakukan negosiasi ulang dengan penyedia layanan hotel, transportasi, dan katering di Arab Saudi supaya paket yang diambil tetap berlaku saat larangan penerbangan umrah dicabut.

Selain itu, maskapai sepakat tidak akan mengenakan biaya tambahan transportasi kepada calon jamaah umrah. Maskapai juga tidak akan menghanguskan tiket keberangkatan dan kepulangan. Kemudian, seluruh pihak terkait tidak akan membebankan biaya tambahan apa pun kepada jamaah umrah atas penundaan keberangkatan tersebut.

Sementara itu, pemerintah Indonesia berkomunikasi dengan Kedutaan Arab Saudi di Jakarta soal visa umrah. ”Untuk mempertimbangkan agar visa yang sudah dikeluarkan dan tidak dipergunakan dapat diterbitkan ulang atau diperpanjang tanpa biaya tambahan,” tutur Razi.

Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta menyatakan, penumpang yang terdampak larangan umrah akan mendapat reschedule. Waktunya diperbolehkan kapan pun setelah larangan terbang itu dicabut Saudi. ”Warga Saudi atau yang punya izin kerja juga boleh masuk,” tuturnya.

Garuda Indonesia belum menutup penerbangan. Dalam sehari setidaknya ada empat penerbangan ke Saudi. Alasan belum tutupnya rute tersebut adalah masih ada penumpang WN Arab yang menggunakan Garuda. Selain itu, masih ada jamaah umrah yang memiliki tiket pulang ke tanah air. ”Jadi, ini bukan evakuasi atau pemulangan,” tuturnya.

Situasi seperti itu setidaknya berlangsung hingga sembilan hari ke depan. Menunggu seluruh jamaah umrah yang sebelum pelarangan sudah berangkat menyelesaikan ibadahnya dan bisa kembali ke Indonesia. ”Kalau sudah habis (jamaah umrah, Red), kami bicarakan apakah perlu dikurangi atau ditutup (rute penerbangan ke Arab Saudi, Red),” ucap Irfan.

Dia sudah berkomunikasi dengan agen travel umrah untuk mengatasi kerugian masyarakat. Dia mengeklaim semua pihak bisa memahami kondisi itu. ”Kami berharap masalah ini cepat lewat sehingga bisa terbang reguler. Ini kan mau musim haji juga,” ujarnya.

Selain itu, pesawat Garuda Indonesia merupakan pesawat penjemput warga negara Indonesia (WNI) dari Jepang. Ada 68 anak buah kapal (ABK) Diamond Princess yang dijemput di Yokohama, Jepang. ”Menggunakan Airbus 330 yang kapasitasnya cukup besar,” ucapnya.

Setelah proses tersebut, Irfan memastikan akan ada pembersihan pesawat selama lima hari. Jadi, selama rentang waktu itu, pesawat tidak digunakan untuk perjalanan komersial.(JPC)