Imbas Virus Korona, Perdana Menteri India Absen Rayakan Festival Holi

0
62
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan tak akan ikut merayakan Festival Holi yang jatuh Selasa depan (10/3) imbas mewabahnya virus Korona (PRAKASH SINGH / AFP)
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan tak akan ikut merayakan Festival Holi yang jatuh Selasa depan (10/3) imbas mewabahnya virus Korona (PRAKASH SINGH / AFP)

 

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan tak akan ikut merayakan Festival Holi yang jatuh Selasa depan (10/3) imbas mewabahnya virus Korona (PRAKASH SINGH / AFP)
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan tak akan ikut merayakan Festival Holi yang jatuh Selasa depan (10/3) imbas mewabahnya virus Korona (PRAKASH SINGH / AFP)

JAKARTA-RADAR BOGOR,  Virus Korona jenis baru atau Covid-19 terus menebar ketakutan kepada seluruh dunia. Tak terkecuali kepala negara di berbagai penjuru dunia. Mereka mulai membatasi kegiatan karena takut tertular. Ketakutan tersebut meningkat karena wabah yang satu ini memang sudah di luar dugaan.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan tak akan ikut merayakan Festival Holi yang jatuh Selasa depan (10/3). Keputusan Modi dilatarbelakangi makin bertambahnya jumlah kasus positif virus Korona di negaranya. Hingga Kamis (5/3), pemerintah India melaporkan ada 28 orang yang dinyatakan positif terkena virus Korona. Sebanyak 16 di antaranya merupakan wisatawan asal Italia yang dikarantina di New Delhi.

Festival Warna tersebut adalah salah satu perayaan umat Hindu India terbesar. Mereka merayakan datangnya musim semi dengan menaburkan bubuk warna ke orang lain. ”Seluruh pakar di dunia menyarankan untuk me-ngurangi massa berkumpul. Karena itu, saya memutuskan untuk tak mengikuti perayaan Holi,” jelas dia melalui Twitter.

Sebelum Modi, banyak pemimpin dunia lainnya yang menghilang setelah negaranya terkena wabah asal Wuhan itu. Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat dicibir karena tak lagi menghadiri agenda publik.

Di tengah semua itu, World Health Organization (WHO) menemukan satu lagi tantangan dalam penanggulangan Covid-19. Yakni, kurangnya persediaan masker di dunia. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa harga masker bedah secara internasional sudah naik enam kali lipat.

”Kami tak mungkin bisa menghentikan Covid-19 jika pekerja medis tak terlindungi,” ungkap dia kepada Agence France-Presse.

Ghebreyesus mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan setengah juta alat pelindung ke 27 negara. Namun, pasokan itu tak akan bertahan lama. Yang jadi masalah, banyak negara yang sudah melakukan panic buying karena kabar yang tersebar.

”Persediaan butuh waktu berbulan-bulan untuk diantarkan. Padahal, manipulasi pasar terus terjadi dan penyedia hanya menjual kepada pembeli dengan harga tertinggi,” tegasnya.(jwp)