Paparkan Bisnis dalam Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0

0
75
FOTO : SOFYANSYAH/RADAR BOGOR  SEMINAR: Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, berbicara dalam seminar bertajuk “Business Innovation Challenge In Industry 4.0 Entering To Society 5.0”, di Gedung Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Pakuan Bogor, Sabtu, (14/3).
FOTO : SOFYANSYAH/RADAR BOGOR SEMINAR: Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, berbicara dalam seminar bertajuk “Business Innovation Challenge In Industry 4.0 Entering To Society 5.0”, di Gedung Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Pakuan Bogor, Sabtu, (14/3).

BOGOR–RADAR BOGOR,Pascasarjana Univer­sitas Pakuan (Unpak) menggelar seminar nasional yang mengu­sung tema “Business Innovation Challenge In Industry 4.0 Entering To Society 5.0” di Gedung Pascasarjana Magister Manajemen Unpak, Sabtu (14/3).

Tampak hadir narasumber dari berbagai kalangan, mulai dari Tenaga Ahli Menko Pereko­nomian, Ngakan Timur Antara, mantan Menteri ESDM, Purno­mo Yusgiantoro, Founder Tu­ka­­ngsayur.co, Rafael Jeffry A. Sani, serta Pimpinan BNI Ca­ba­­ng Bogor, Welly Mahendra.

Hendarto, selaku Ketua Panitia seminar mengung­kapkan alasan mengangkat tema tersebut lantaran masya­rakat perlu memahami apa itu industri 4.0 serta masyarakat 5.0. Lebih lanjut, Hendarto mengatakan, dalam setiap acara ilmiah ada dua hal yang terpenting, yakni penelitian dan pengajaran.
“Saat ini kita sedang ingin tahu apa sih industri 4.0 dan masyarakat 5.0 itu. Karena itu semua adalah era yang tidak bisa kita tolak,” kata Hendarto.

Ia menuturkan, industri 4.0 bicara tentang aspek teknologi, sedangkan masyarakat 5.0 bicara tentang robotik. Artinya, sambung Hendarto, kemajuan teknologi diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan segala urusan.

Melalui seminar nasional yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai elemen seperti akademisi, pelaku usaha, dan elemen lainnya diharapkan mampu menerap­kan apa yang disampaikan oleh para pemateri. Hendarto juga mengatakan, dari apa yang didapat di seminar nasi­onal tersebut, diharapkan bukan hanya mendapatkan keramaiannya saja, namun pengaplikasiannya tentu yang lebih diutamakan.

“Seminar ini lebih mene­kankan pada basis teknologi dalam memanfaatkan internet untuk industri bisnis, satu sisi, masyarakat 5.0 bicara bagai­mana meningkatkan kualitas hidup,” ucapnya.

Sementara itu, mantan Men­teri ESDM, Purnomo Yusgi­antoro menerangkan bahwa perlunya kolaborasi dari pemerintah dengan pelaku industri dalam menghadapi tanta­ngan industri 4.0. Menu­rutnya, pada 2045 men­datang, Indonesia diharapkan sudah menjadi negara industri berbasis pada nilai tambah.

“Dalam aspek energi di industri 4.0, Indonesia perlu meng­urangi energi fosil yang tidak dapat diperbaharui,” ucapnya.

Selain itu, dirinya mengatakan, untuk ketahanan energi men­datang, Indonesia dituntut untuk mampu menghadirkam dan menggunakan energi baru dan terbatukan (EBT). Menurut­nya, kecenderungan penggu­naan energi di masa mendatang adalah pemberian ruang yang lebih besar kepada pemerintah untuk mengelola konsumsi dan memasok sumber energi.

“Apalagi era sudah me­masuki indutri 4.0. Indus­tri yang ber­basis teknologi se­ma­kin masif, pemakaian energi fosil masih dominan. Hal tersebut yang membuat ting­­kat keterga­ntungan terha­dap energi fosil makin tinggi. Jadi perlu energi alternatif,” tandasnya.(cr3/cr5/c)