6 Dokter Meninggal Akibat Corona, Terpapar Karena Minimnya APD

0
51
Virus Corona
Waspada Virus Corona
Virus Corona
Waspada Virus Corona

JAKARTA-RADAR BOGOR, Korban jatuh dari mereka yang berada di garda depan penanganan wabah Covid-19. Enam dokter meninggal dunia. Yakni, Hadio Ali, Djojo Judodjoko, Laurentius P., Adi Mirsaputra, Ucok Martin, dan Toni Silitonga. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pun menyatakan duka yang mendalam.

Ketua Pengurus PB IDI Daeng M. Faqih menyatakan kemarin pagi (22/3) mendapat kabar bahwa sejawatnya, dr Hadio Ali, meninggal. ”Meninggalnya tadi (kemarin, red) subuh,” tuturnya saat dihubungi Jawa Pos (Radar Bogor Group).

Kabar duka itu bukan pertama yang didengar Daeng. Jumat lalu (20/3) dia mendengar kabar ada rekan sejawatnya yang juga menangani kasus korona telah berpulang.

Daeng menyatakan tak diberi tahu jumlah dokter yang terlibat menangani Covid-19. Namun, menurut dia, setidaknya 23 tenaga medis terpapar Covid-19. Salah satu penyebabnya adalah alat pelindung diri (APD) yang terbatas.

Menurut data yang diterima PB IDI, kebanyakan paramedis yang terpapar berasal dari rumah sakit rujukan. ”Kami mendesak agar rumah sakit menyediakan APD,” tegasnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam mengatakan, pandemi global Covid-19 merupakan pengalaman paling berat selama 30 tahun menjadi dokter. ’’Kita ketahui infeksi virus corona ini menular secara cepat dari satu orang ke orang lain,’’ tuturnya.

Tingginya tingkat penularan virus corona, kata dia, membuat petugas kesehatan bisa menjadi korban. Dia menekankan bahwa sarana dan prasarana dokter serta tenaga kesehatan lain harus tersedia supaya bisa melayani pasien dengan tenang.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan, kekurangan APD merupakan hal yang tragis. Apalagi sampai menumbalkan tenaga medis.

”Tenaga kesehatan adalah garda depan dalam melayani pasien positif Covid-19. Pelayanan pasien bisa lumpuh jika tenaga kesehatan bertumbangan karena terinfeksi virus dan akibatnya membuat kinerja tenaga kesehatan yang lain tidak optimal,” katanya.

”Ibarat suasana perang, nakes adalah tentara. Bagaimana akan menang jika tak dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap,” lanjut dia.(pin/JPC)