Jika Negara Lambat Tangani Corona, Adian: Excavator Siang Malam Gali Kuburan

0
232
Adian Napitupulu
Adian Napitupulu

JAKARTA-RADAR BOGOR, Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu memperkirakan epidemi virus corona jenis baru COVID-19 bakal memuncak antara bulan Mei – Juni. Karena itu, negara harus benar-benar bergerak cepat, mengambil kebijakan yang tepat.

Menurut Adian, jika negara masih lambat bergerak dan penuh birokrasi berbelit, jangan kaget antara Mei dan Juni nanti negara berpotensi harus menyiapkan banyak excavator (jenis alat berat).

“Ya karena ribuan mungkin belasan ribu orang akan meninggal dunia. Lalu excavator akan bekerja siang malam menggali kuburan,” ujar Adian di Jakarta, Senin (23/3).

Anggota Komisi I DPR ini mengingatkan, kemungkinan banyak Korban terjangkitl harus dicegah dengan segala cara. Salah satunya dengan membuka keran impor untuk alat-alat medis.

Baik utuh maupun bahan baku, terkait virus corona. “Misalnya masker, alat pelindung diri, thermometer, sarung tangan, sanitizer, disinfektan, bahkan alat tes (rapid test),” ucapnya.

Salah satu pentolan aktivis’98 ini menilai, semua pihak yang sanggup mengimpor alat alat tersebut , selama kriteria dan uji alatnya layak, harus diberi ekstra kemudahan.

Bila perlu sementara waktu dibebaskan dari bea impor dan pajak, agar alat alat tersebut menjadi murah sehingga dapat digunakan masyarakat.

“Membebaskan semua pihak yang akan memasukan alat alat medis terkait Corona dari birokrasi impor akan membuat semua alat medis itu membanjiri pasar. Bahkan, bisa jadi membanjiri warung-warung klontong di perkampungan dan pasar tradisional.

“Saya kira dalam situasi ini kebanjiran lebih baik daripada kekurangan. Tugas pemerintah menjadi lebih ringan. Karena peran mengadakan alat medis yang tadinya dimonopoli penuh, baik anggaran maupun distribusinya oleh pemerintah, diambil alih banyak orang dan pemerintah mengambil peran sebagai pengontrol kualitas dan membuat patokan harga eceran tertinggi untuk setiap jenis alat medis itu,” katanya.

Adian optimistis, negara bisa memanfaatkan para importir dan pedagang, agar alat medis bisa sampai ke seluruh pelosok pedalaman dengan harga murah tanpa menguras anggaran pemerintah.

Selanjutnya, pemerintah bisa menghemat anggaran yang ada untuk digunakan fokus pada hal lain. Seperti, membangun rumah sakit untuk karantina, subsidi obat dan alat medis untuk orang orang yang benar benar tidak mampu, lansia, tuna wisma dll.

“Dalam situasi darurat Corona seperti saat ini biarkan saja importir mendapat sedikit untung, pedagang bahkan apotek, warung-warung juga mendapat sedikit untung, itu tidak masalah, karena masalah mendesak dan terpenting saat ini, rakyat selamat,” pungkas Adian. (gir/jpnn)