Oleh : Alfian Munjani
DONI Monardo adalah putra minang, nagari Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Meskipun berdarah Minang, dia dilahirkan 10 Mei 1963 di Cimahi, Jawa Barat. Namun menamatkan SMA di Padang.
Setamat dari Akmil, dia ditempatkan di Kopassus, dari 1986 sampai dengan 1998. Pendidikan komando dia dapat bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.
Mungkin anda pernah mendengar cerita pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia. Doni dapat perintah langsung dari Presiden SBY untuk memimpin operasi pembebasan sandera. Terbukti dia suskes dan ini melambungkan namanya.
Tidak semua lulusan Akmil bisa punya kesempatan setelah lulus terpilih sebagai perwira di Kopassus dan berkarir lebih dari 10 tahun.
Tanpa kecerdasan diatas rata rata, dan kedisiplinan tinggi, serta kemampuan leadership yang kuat, tidak mungkin dia bisa berkarir sekian lama di kopassus, bahkan dengan prestasi hebat.
Doni bukan tipe perwira yang doyan ngomong. Dia sangat hemat bicara di hadapan publik namun sebagai perwira tinggi yang berpengalaman dalam operasi militer di Timor Timur, Aceh, dia tentu sangat menguasai lapangan dalam konteks memenangkan perang.
Loyalitasnya kepada presiden tidak perlu diragukan. Dia pernah jadi Dan Grup A Paspampres hingga 2010. Doni juga pernah ditugaskan sebagai Komandan Resort Militer (Danrem) 061 Surya Kencana Bogor pada 2010-2011.
Kini pangkatnya Letnan Jenderal, sebagai Ketua BNPB. Dengan keluarnya PP dan Kepres berkaitan dengan PSBB, maka kekuasannya sangat besar untuk memimpin perang terhadap pandemi Covid-19. Dalam tugasnya Doni dibantu oleh Mabes TNI dan Polri, Kementrian dan semua unsur Pemda tingkat 1 dan II.
Ya, namanya perang, dia harus mampu membuat perencanaan strategis dan taktis dengan cepat, serta mengkoordinasikan dengan semua anggota teamnya secara sistematis. Memastikan SDM, logistik, keuangan harus terarah memenangkan perang secara total.
Selamat bertugas dunsanak. Kami tahu tugas ini sangat berat karena yang dihadapi adalah virus yang tidak nampak dan budaya masyarakat yang kurang disiplin terhadap pencegahan Covid-19. Doa kami selalu menyertai.
Semoga Indonesia memenangkan perang ini dengan cepat. Slogan Kopassus “Lebih Baik Pulang Nama daripada Gagal dalam Tugas”. (*)