RADAR BOGOR-New York mencatat 731 kematian akibat virus Corona pada Selasa (7/4/2020). Itu menjadi rekor lonjakan tertinggi dalam satu hari seperti laporan Gubernur Andrew Cuomo.
“731 orang meninggalkan kita. Di belakang setiap angka itu ada seorang individu. Ada keluarga, ada ibu, ada ayah, ada saudara perempuan, ada saudara laki-laki. Begitu banyak rasa sakit bagi banyak warga New York,” kata Cuomo pada briefing di State Capitol seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu (8/4/2020).
Coronavirus lagi-lagi menjadikan New York City titik episentrum dalam tragedi nasional dan pusat krisis ketakutan orang Amerika. Setidaknya 3.202 orang telah meninggal akibat virus di New York City saja. Itu menurut hitungan baru yang dirilis pada Selasa (7/4).
Bahkan, jumlah yang meninggal itu lebih banyak dari korban dalam serangan 11 September 2001. Korban kematian Coronavirus meningkat hanya dalam beberapa minggu. New York City mencatat kematian yang pertama pada 13 Maret, kurang dari dua minggu setelah mengkonfirmasi kasus pertama.
Meski begitu kabar baiknya, Cuomo melaporkan pada Selasa (7/4/2020) bahwa rata-rata jumlah kasus baru yang dirawat di rumah sakit setiap hari turun selama tiga hari terakhir.
Cuomo mengatakan penghitungan kematian terbaru mencerminkan orang-orang sakit kritis adalah mereka yang dirawat di rumah sakit sebelum pekan ini.
Pejabat negara bagian dan kota sangat optimis bahwa lonjakan mulai turun. Di seluruh Amerika Serikat, angka kematian mencapai 12.584 orang dengan 400.412 orang terinfeksi.
Ahli Bedah AS Jerome Adams mengatakan bahwa jika orang Amerika terus mempraktikkan jarak sosial maka situasi akan berangsur normal.
“Saya ingin orang Amerika tahu ada cahaya di ujung terowongan ini, dan kami merasa yakin bahwa jika kami terus melakukan hal yang benar untuk sisa bulan ini, kami dapat mulai membuka kembali secara perlahan di beberapa tempat,” katanya di ABC Good Morning America.
Gugus tugas Coronavirus Gedung Putih memproyeksikan jumlah kematian akan mencapai 100 ribu hingga 200 ribu pada pekan depan. Akan tetapi, ahli penyakit menular pemerintah AS, Dr Anthony Fauci, yakin segala upaya akan berhasil. Sehingga prediksi kematian hingga ratusan ribu orang bisa dicegah. (jpg)