Integrasi Sebagai Pamungkas Keorganisasian

0
59

M Rusli Prihatepy, Anggota DPRD Kota Bogor (Fraksi Golkar)

BOGOR-RADAR BOGOR, Suksesnya organisasi sebagai kumpulan orang yang memiliki tujuan bersama, bukan terukur dari banyaknya prestasi bahkan hingga materi sekalipun.

Namun, rasa kebersamaan dari seluruh anggota dalam memperjuangkan visi dan misi organisasi itulah yang akan mewujudkan mimpi menjadi sebuah kenyataan.

Walau perbedaan pendapat adalah hal wajar dalam persepsi berorganisasi, namun imbas akan perpecahan haruslah dijadikan Tabu karena sesungguhnya, pendapat yang berbeda itulah, sebenarnya adalah kunci dan solusi terbaik apabila semua pihak mau menyadari arti dari sebuah perjuangan.

Seperti kata para ilmuwan, praktisi hingga aktifis di berbagai organisasi yang ternama dan solid, ternyata mereka lebih mengedepankan satu opsi yakni Inegrasi sebagai kata kunci kesuksesan dalam menjalankan roda keorganisasiannya.

Integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Integrasi berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dan integrasi sosial yang seyogyanya digunakan dan dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan bermasyarakat (organisasi) sehingga menghasilkan pola kehidupan seluruh anggota masyarakat yang memilki keserasian fungsi.

Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan (kebiasaan) mayoritas anggota masyarakatnya, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.

Dua pengertian Integrasi yaitu :
• Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
• Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak membubarkan diri meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
• Suatu kelompok masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakatnya tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)

• Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat itu sendiri terhadap berbagai kesatuan sosial dalam organisasi.

Para penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat akan terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.

Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, dan norma-norma yang telah ditetapkan dalam sebuah organisasi.

Integrasi hanya terjadi bila Pertama, anggota masyarakatnya merasa tidak dirugikan bahkan sisi keuntungannya akan diperoleh lebih besar.

Kedua, adanya penyesuaian paham tentang norma. Artinya tantangan dan bagaimana harus bertingkah laku untuk mencapai tujuan dalam berorganisasi. Ketiga, norma yang berlaku harus konsisten, untuk membentuk suatu struktur yang jelas.
Integrasi sosial terjadi harus melalui tiga tahapan.

Pertama, akomodasi, merupakan upaya para pihak yang berbeda pendapat atau bertentangan untuk mencari pemecahan masalah atau upaya mempertemukan perbedaan atau pertentangan atau upaya menyelesaikan perbedaan melalui koordinasi.

Kedua, koordinasi merupakan perwujudan suatu bentuk kerjasama. Ketiga, asimilasi atau akulturasi merupakan kontak kebudayaan yang berlainan atau pertemuan dua kebudayaan yang lebih baik.

Dalam membangun nilai harmoni akan ditemukan tahapan ini atau dengan kata lain terdapat relasi saling ketergantungan sehingga masingmasing pihak menyadari perannya. Dalam proses ini tidak ada in group (kita) dan out group (mereka), keduanya memiliki peran yang sama dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Satu contoh konkrit, yakni Konflik di tubuh partai politik tidak bisa dihindarkan karena sejauh berdirinya sebuah partai pasti terdapat kepentingan-kepentingan pribadi yang berbeda satu sama lain.

Konflik adalah salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan baik dari individu maupun kelompok tertentu. Sebagai wujud dari gejala sosial, konflik memang akan selalu ada pada setiap kehidupan berorganisasi karena antagonisme atau perbedaan yang menjadikan ciri penunjang terbentuknya suatu masyarakat sehingga perbedaan memang tidak bisa dihindari.

Partai politik pun sebagai organisasi sosial, tidak terlepas dari konflik internal. Salah satu jenis konflik yang kerap terjadi yakni konflik internal partai. Partai politik terbentuk karena adanya ideologi yang sama, namundalam pelaksanaannya ideologi yang sama tidak cukup untuk membentuk sebuah partai menjadi solid.

Hal tersebut karena sesungguhnya di dalam sebuah partai masih terdapat perbedaan orientasi, cita-cita, nilai dan kehendak masing-masing individu. Inilah yang menjadi salah satu penyebab munculnya konflik dalam tubuh partai yang saat ini banyak terjadi.

Disitulah diyakini, bahwa kata Integrasi bisa dijadikan Kunci Solusinya. Dalam Terminologi Politik, menyebutkan integrasi adalah suatu proses ketika kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat saling memelihara dan menjaga keseimbangan untuk mewujudkan kedekatan hubungan sosial, ekonomi dan politik.

Dalam konteks tersebut integrasi bukanlah untuk menghilangkan diferensiasi, karena yang terpenting adalah kesadaran untuk memelihara da nmenjaga keseimbangan untuk menciptakan hubungan sosial yang harmonis.

Dengan terciptanya situasi demikian yang ditangkal dengan Integrasi, maka diharapkan tidak ada lagi dikotomi yang membedakan antara penduduk asli dan penduduk pendatang.

Integrasi dalam politik sejatinya sangat berkaitan dengan ilmu sosial secara luas, dan berkaitan dengan ilmu ekonomi politik jika dilihat secara lebih spesifik.

Makna dari integrasi politik adalah uniting, unifying, organizing in a group of two or more units. Lebih dari itu,di sisi lain konsepsi integrasi politik ini dapat diasumsikan sebagai centralization. (*)