Tanggap Corona, TDA Siapkan 14 Ribu APD

0
284
Para pekerja sedang membuat APD di Kecamatan Cibungbulang.

BOGOR – RADAR BOGOR, Pandemi virus Covid-19 (corona) mengakibatkan, perekonomian dunia nyaris lumpuh. Di Indonesia, virus mematikan itu turut menyumbang penurunan omzet hampir seluruh bidang usaha.

Tidak sedikit usaha mikro kecil menengah (UMKM) konveksi yang tergabung dalam komunitas tangan di atas (TDA), merasakan pahitnya usaha di tengah wabah. Jatuhnya omzet karena minimnya permintaan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Penyerahan APD ke RS Azra

Pandemi ini, masih sulit diatasi karena pasien yang terindikasi positif semakin meningkat setiap harinya. Selain itu, tenaga medis yang merupakan garda terdepan membutuhkan kelengkapan “perang” berupa alat pelindung diri (APD) baju hazard material (hazmat) yang tak sedikit.

Namun, produksi APD masih terbatas. Jikapun ada, harga cukup tinggi. Hal tersebut, munculnya gerakan TDA Tanggap Corona. Dalam aksi ini, TDA berinisiatif untuk memproduksi 14 ribu APD di seluruh Indonesia.

UMKM konveksi yang tergabung dalam gerakan ini, berasal dari Jabodetabek, Bandung, Solo, Yogyakarta, Sleman, Malang, Blitar, Surabaya, Jombang, hingga Makassar. “Mulai dari perencanaan, persiapan, cara pembuatan, mencari bahan baku, penyaluran, hingga penentuan harga APD dilakukan bersama-sama,” tutur wakil sekretaris umum TDA nasional, Ahsan Sihotang.

Semua proses dikoordinasikan oleh TDA. Menurut ayah satu orang anak ini, ada sekitar 70 UMKM konveksi di seluruh Indonesia yang tergabung dalam gerakan TDA Tanggap Corona. Harga APD hazmat produksi TDA cukup murah dibanding dengan yang beredar di pasaran yakni Rp50.000 untuk APD gown dan Rp80.000 untuk APD coverall.

“Material yang digunakan untuk APD coverall ialah spunbond 75-90 gsm murni. Sedangkan untuk APD gown menggunakan spunbond 70 gsm murni,” ujar suami Sabila Putri Dian ini.

Dari target 14.000 APD yang disalurkan secara nasional. Hingga 14 April 2020, telah diterima 7.000 APD di beberapa rumah sakit di seluruh Indonesia. Seperti IGD RS Wahidin, RS Unhas, dan RS Wahidin Sudirohusodo di Makassar, RS Polri, RSD Demangan Lampung, dan RS Condong Catur di Kediri.

Pria yang memiliki workshop di Jalan Raya Cibungbulang ini telah memproduksi sekitar 6.000 buah APD. Penyaluran APD sudah dilakukan ke berbagai rumah sakit yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor. “Hingga sekarang, kami sudah menyalurkan 4.168 pcs APD” ucap lulusan IPB itu.

Ahsan menuturkan, APD yang diproduksi bersama mitranya sudah disalurkan ke Rumah Sakit Leuwiliang, Bogor Medical Center, dan Rumah Sakit Azra. Bahkan APD yang ia produksi sudah disalurkan ke beberapa rumah sakit di Sumatera Utara. Seperti, RS Husada Tanjung Balai, RS Sarah Medan, RS Adam Malik Medan, hingga Puskesmas Langkat.

Saat ini, pria yang pernah menjabat sebagai ketua TDA Bogor ini bermitra dengan 50 penjahit sekitar workshop yang ia miliki. Ia berharap dengan gerakan ini dirinya mampu mempertahankan karyawan dan mitranya. “Saya ingin membantu negara ini tanpa harus gulung tikar,” pungkasnya. (*/cr4)