JERMAN-RADAR BOGOR, Rencana Bundesliga bergulir lagi pada 9 Mei mendapat resistansi. Kali ini penolakan datang dari Serikat Polisi Jerman.
Kemarin (26/4) mereka menyampaikan suara penolakan. Menurut mereka, menggelar laga Bundesliga tanpa penonton tetap berisiko memunculkan kerumunan massa.
Apalagi, kelompok fans garis keras (ultras) dari setiap klub Bundesliga keberatan dengan rencana menggelar laga tanpa penonton.
Menurut mereka, langkah DFL (Deutsche Fussball Liga) sebagai regulator Bundesliga maupun 2. Bundesliga menggulirkan kompetisi bisa membuat penderitaan sepak bola akibat pandemi Covid-19 semakin panjang. Juga tudingan hanya mementingkan aspek keuntungan daripada kemanusiaan.
Hal itu didukung kompetisi negara tetangga, Eredivisie (Belanda), yang resmi menghentikan musim ini tanpa menahbiskan tim juara sekaligus meniadakan degradasi dan promosi.
”Laga tanpa penonton tetap berbahaya sekalipun DFL telah memperhitungkannya secara cermat,” tutur Wakil Ketua Serikat Polisi Jerman Joerg Radek dalam wawancara dengan Bild.
“Mungkin kami bisa mengendalikan yang ada di dalam (stadion), tetapi bagaimana dengan mereka yang berada di luar stadion atau di area publik? Itu akan menjadi sebuah musibah,” imbuhnya.
Dalam protokol pertandingan yang dibuat DFL, polisi hanya dialokasikan di dalam stadion. Tepatnya di zona 2 dengan jumlah 4 petugas. Ada tiga zona distribusi orang yang dibagi DFL dengan zona 1 adalah area lapangan dan ruang ganti, sedangkan zona 3 merupakan area di luar stadion. (Jpg)