64,3 Persen dari 1.522 Orang Alami Cemas dan Depresi Akibat Virus Corona

0
28
Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA-RADAR BOGOR, Wabah virus corona atau Covid-19, sudah berdampak pada setiap sendi kehidupan di masyarakat. Pasalnya, kondisi pandemik virus corona ini tak hanya memberi dampak ekonomi dan kondisi fisik masyarakat, tapi juga sisi kejiwaan masyarakat ikut terganggu.

Menurut pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ), Lahargo Kambaren, sejauh ini pihaknya telah menerima konsultasi dan pemeriksaan psikologis untuk 1.522 orang masyarakat Indonesia.

“Kami memiliki alat swaperiksa secara online untuk mengetahui kondisi cemas, depresi, dan trauma psikologis. Alat ini untuk mengetahui kondisi masalah psikologis yang sedang kita alami,” ucap Lahargo Kamberen dalam jumpa pers virtual di Gedung Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (1/5).

Dari pemeriksaan online melalui situs www.pdskji.org, Lahargo menyebutkan, pihaknya menemukan lebih dari separuh orang yang diperiksa mengalami ganguan psikologis, dengan jenis yang berbeda.

“Ada 1.522 orang yang sudah melakukan pemeriksaan masalah psikologis ini, dan ternyata didapatkan 64,3 persen yang mengalami gangguan cemas dan depresi,” sebutnya. Gejala-gejala dari gangguan cemas dan depresi ini antara lain muncul rasa takut, khawatir yang berlebihan, merasa tidak bisa rileks dan atau nyaman, adanya gangguan tidur, serta kewaspadaan yang berlebihan.

Selain itu, Lahargo Kamberen juga menyebutkan adanya gangguan stres pascatrauma psikologis, setelah memeriksa ribuan pasiennya itu. Di mana hasilnya cukup mencengangkan. Yakni 80 persen dari 1.522 orang pasiennya mengalami trauma psikologis terkait kondisi semacam Covid-19 ini.

“Dan gejalanya adalah merasa jauh dan tidak terhubung dengan orang lain, merasa terus menerus waspada dan berjaga-jaga. Inilah yang kami dapatkan dari perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa,” pungkas Lahargo Kamberen.(pin/rmol)