Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Puasa di Tengah Pandemi

0
44
AKTIF : Rektor Universitas Pakuan (Unpak), Bibin Rubini saat pemberian bantuan paket sembako di Kampung Mongol RT 04 RW 06, Kelurahan Tegalega, Kecamatan Bogor Tengah, Jumat (1/5) pekan lalu.   
AKTIF : Rektor Universitas Pakuan (Unpak), Bibin Rubini saat pemberian bantuan paket sembako di Kampung Mongol RT 04 RW 06, Kelurahan Tegalega, Kecamatan Bogor Tengah, Jumat (1/5) pekan lalu.

RADAR BOGOR, Bulan puasa Ramadan yang datang tahun ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Pasalnya, jatuh di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda berbagai negara, termasuk Indonesia. Banyak kegiatan ibadah berjamaah umat muslim yang terganggu imbas pandemi yang terjadi.

Meski pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Seperti mengimbau untuk tidak berkerumun, jaga jarak atau physical distancing, paaki masker, dan berdiam diri di rumah. Meski demikian, masyarakat tampaknya tetap harus melakukan upaya lain sebagai bentuk pencegahan, seperti menjaga imunitas tubuh.

Rektor Universitas Pakuan, Bibin Rubini, memiliki cara jitu yang rutin dilakukannya dalam meningkatkan imunitas tubuh. Ia membagikan tips kepada masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola makan yang baik dan aktivitas yang perlu dilakukan.

Kalau sahur, saya selalu pakai kocokan telur ayam kampung yang bagian merahnya, lalu ditambah susu. Kemudian sahur kadang-kadang juga kalau tidak nasi, satu roti sudah cukup. Baru lah saat buka, pasokan-pasokan energi yang dikonsumsi itu harus mengganti energi yang sudah terbuang pada siang harinya,” terangnya.

Selanjutnya, Bibin pun menyarankan masyarakat untuk tidak tidur kembali setelah melaksanakan ibadah sahur dan salat subuh. Karena, kata dia, tidur pada pagi hari setelah salat subuh hanya akan menjadi penyakit di kemudian hari.

Kemudian, yang tidak kalah penting, habis sahur itu olahraga mumpung masih segar, karena kalau sore olahraga lemes. Pagi-pagi mumpung masih segar, tidak menyebabkan lelah, malah menyebabkan sehat. Saya tiga puluh menit olahraga,” jelasnya.

Bibin mengatakan, walaupun menghabiskan banyak waktu di rumah, masyarakat tetap harus bekerja dan berkegiatan secara optimal sebagaimana rutinitas sehari-sehari yang kerap dijalani. Menurutnya, penyebaran Covid-19 harus dijadikan sebagai pelajaran dan tetap melakuakan kegiatan inovatif yang dapat melihat masa depan masyarakat secara luas.

Kita banyak belajar tentang bagaimana kebersihan, belajar bagaimana kita menghidupkan kepedulian sosial, belajar juga kita disiplin, dan belajar juga kita di mana menjaga agar masyarakat secara umum tidak terkena dampak ini,” imbuhnya.

Bibin menjelaskan, dengan perkembangan teknlogi informasi saat ini, masyarakat dapat tetap melakukan pekerjaan tanpa terkendala waktu maupun jarak. Sehingga, meski berada di tempat yang jauh dan tidak bisa bertemu, pekerjaan masih tetap bisa dilakukan secara digital.

Jadi tidak ada masalah, justru dengan cara demikian bisa setiap saat saya memantau kegiatan-kegiatan di kampus. Saya juga di kampus bisa bekerja, di rumah bisa bekerja, jadi tidak terbatas masalah waktu dan tempat,” ucapnya.

Namun, meski bekerja dari rumah, Bibin mengaku tetap tidak memiliki banyak waktu bersama keluarganya di Bandung. Sebagai rektor, Bibin masih terus melakukan kegiatan-kegiatan secara langsung di Bogor, bahkan hari libur pun Ia tetap beraktivitas.

Di kantor juga tetap ada kegiatan-kegiatan renovasi pembangunan, kemudian saya juga mengajar. Walaupun saya tinggal di Bandung, saya juga bisa mengajar di Bogor karena dengan e-learning itu bisa kita lakukan,” tutupnya. (cr4/c)