RADAR BOGOR-Wabah Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran berlebihan bagi sejumlah orang. Apalagi penularannya cukup cepat dan efek yang ditimbulkan mematikan.
Kejadian miris di Meksiko muncul diduga lantaran kehawatiran berlebihan terkait virus corona. Tiga perawat diduga dibunuh karena khawatir menularkan virus corona. Maklum saja, perawat atau tenaga medis pasti kontak langsung dengan pasien Covid-19.
Tiga perawat di Meksiko yang semuanya perempuan, ditemukan dalam keadaan tewas dengan tanda-tanda dicekik di wilayah utara negara bagian Coahuila. Penemuan jasad ketiga perawat itu pada Jumat (8/5/2020) waktu Meksiko.
Sebelum dugaan pembunuhan terhadap tiga perawat tersebut, di Meksiko memang muncul tindakan anarkis dari sekelompok orang. Para pekerja kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19 justru menjadi sasaran penyerangan.
Para oknum dilaporkan berdalih bahwa para petugas medis berpotensi menularkan virus corona sehingga dilarang untuk pulang ke lingkungan warga.
Para pejabat terkait di Meksiko mengatakan sedang menginvestigasi aksi-aksi tersebut lantaran alasannya tak jelas. Javier Guerrero, seorang pejabat tinggi pada layanan utama kesehatan masyarakat IMSS di Coahuila, menggambarkan kematian tiga perawat itu sebagai pembunuhan.
“Pembunuhan itu berlangsung saat pekerja kesehatan kami merupakan unsur terpenting menghadapi krisis kesehatan,” sebutnya seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, Jaksa Agung Negara Bagian Coahuila Gerardo Marquez mengatakan pembunuhan itu dilakukan dua atau tiga orang. Tapi, sampai saat ini belum ada penangkapan.
“Hingga kini belum ada bukti yang mengisyaratkan pembunuhan ini karena pekerjaan mereka di sektor kesehatan. Masyarakat sangat menyesal dan saya menyatakan kembali tekad negara untuk menemukan mereka yang bersalah dan menyeret mereka ke pengadilan,” tegas Marquez.
Meksiko sendiri mencatat 31.522 kasus positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 3.160 pasien meninggal dunia. Angka kesembuhan telah mencapai 20.314. Namun, penularan harian masih tinggi. Pada Jumat (8/5), kasus baru mencapai 1.906 orang. (jpg)