BANDUNG – RADAR BOGOR, Tokoh Jawa Barat (Jabar) Popong Otje Djundjunan atau yang akrab disapa Ceu Popong mengapresiasi langkah Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dalam menanggulangi COVID-19.
“Dua jempol, maksud saya dengan segala keterbatasan dan kondisi yang kurang menunjang, toh, gubernur kita (Ridwan Kamil) sudah berusaha memberikan yang terbaik,” kata Ceu Popong dalam pertemuan virtual dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Rabu (13/5/20).
Menurut Ceu Popong, pandemi COVID-19, yang melanda hampir semua negara, merupakan ujian bagi para pemimpin, sejauh mana pemimpin mencintai dan peduli kepada masyarakat. Selain itu, kata ia, pandemi COVID-19 mengasah ketajaman pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan.
“Menurut saya ini ada maksud dari Allah SWT yang tidak diketahui oleh siapapun dan juga satu ujian kepada pemimpin di manapun, sampai di mana nyaahna, deudeuhna ka rakyat,” ucapnya.
“Sehingga rasa kanyaah dan ketajaman itu bila disatukan menjadi program yang bermanfaat untuk warga dan ini sudah dilakukan oleh Pemda Provinsi Jabar,” imbuhnya.
Ceu Popong mengimbau kepada masyarakat Jabar untuk disiplin jaga jarak, menerapkan protokol kesehatan, dan menaati aturan pemerintah, seperti tidak mudik di tengah pandemi COVID-19.
“Saya ingin mengimbau kepada warga Jabar harus mentaati aturan pemerintah daerah karena ia memberikan ketentuan-ketentuan itu untuk kepentingan warga, harus taat dan disiplin agar bisa sukses ke level 1. Contohnya, jangan mudik kalau kita sayang sama orang tua dan saudara di kampung,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– mengatakan bahwa Pemda Provinsi Jabar harus menangani aspek kesehatan dan ekonomi secara bersamaan. Ia pun meminta masukan kepada Ceu Popong dalam menanggulangi pandemi COVID-19.
“Para pemimpin hari ini otaknya terbagi dua: satu menyelesaikan darurat kesehatan yang jadi masalah sebenarnya. Dua, darurat ekonomi,” ucap Kang Emil.
Menurut Kang Emil, 63 persen atau sekitar 38 juta masyarakat Jabar terdampak COVID-19 dan membutuhkan bantuan dari pemerintah.
“(Sebelum pandemi COVID-19) 9 juta yang diberi subsidi, sekarang 38 juta. Dengan APBD kita yang pas-pasan dan subsidi kita hanya sanggup sampai bulan Juli. Setelah Juli, kalau pandemi masih terjadi, saya belum ada terawangan dari mana dananya, tapi pasti akan kita upayakan,” ucapnya.
Selain itu, Kang Emil melaporkan, hasil evaluasi satu pekan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi menunjukkan hasil yang positif. Hal itu merujuk data jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit yang mengalami penurunan. Kemudian, tingkat kematian juga dilaporkan turun, sementara tingkat kesembuhan naik hampir dua kali lipat.
“Yang paling bagus itu level 1 atau virusnya nol tapi tidak mungkin kan karena vaksinnya belum ketemu. Jadi yang terbaik adalah dengan cara ilmiah kita akan memberi status 63 persen wilayah Jabar bisa ke level 2 atau kehidupan kembali normal, tapi tetap dengan jaga jarak dan pakai masker,” katanya. (pemprov jabar)