BOGOR – RADAR BOGOR, Kita akan segera masuk era kehipun baru, kebiasaan normal baru ( New Normal) dimasa pandemi Covid -19. Untuk beberapa daerah bisa jadi minggu depan (awal Juni 2020 ) sudah mengawali hidup dengan new normal ( kebiasan baru ) misalnya Provinsi Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagaimana dirilis oleh Tribunjabar (27/5/2020) menegaskan bahwa Polda Jawa Barat Pangdam sedang menyiapkan pasukan untuk mengawal new normal yang akan mulai diberlakukan 1 Juni 2020.
Dengan dimulainya new normal, mungkin kita sedikit lega karena aktivitas akan dimulai lagi dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan plus pengawasan ketat, dengan new normal ekonomi pelan – pelan akan kembali normal.
Kegiatan kantor akan kembali dibuka, supermarket akan kembali dibuka termasuk hotel, tempat ibadah akan kembali dibuka dengan tetap menerapkan protocol kesehatan dengan pengawasan ketat. Bagaiamana dengan dunia pendidikan? Kita tunggu kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Perguruan Tinggi serta Kementerian Agama Republik Indonesia, akankah new normal juga akan segera diberlakukan untuk dunia pendidikan, dalam arti anak –anak kembali belajar disekolah / di Pondok Pesantren?
Terlepas dari itu semua mari konsentrasi kita sejenak kita fokuskan kepada anak – anak ketika memasuki era new normal ini. Jujur penulis sangat kwatir terhadap kesehatan dan keselamatan anak–anak ketika new normal diberlakukan.
Ketika new normal ini benar – benar sudah deberlakukan secara menyeluruh termasuk dunia pendidikan, maka ini harus menjadi perhatian dan tanggunggjawab bersama, orang tua, keluarga, guru, masyarakat dan juga pemerintah.
Kenapa? faktanya anak yang menjadi korban pandemic Covid – 19 cukup tinggi. Bersdasarkan deteksi mandiri yang dilakukan IDAI hingga 18 Mei 2020 data menunjukkan; Pasien Dalam Pengawasan (PDP) usia anak sebanyak 3.324 kasus, Anak berstatus PDP meninggal 129 kasus, Anak terkonfirmasi positip Covid-19 584 kasus, anak meninggal karena Covid -19, 14 kasus.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian anak akibat Covid -19 di Indonesia tinggi dan membuktikan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid-19 atau hanya akan menderita sakit ringan saja, ungkap Ketua Umum IDAI, Dr. dr Aman B Pulungan, Sp.A(K) FAAP, FRCP (Hon) pada pernyataan resmi bertanggal 22 Mei 2020 yang dimuat di detikhealt pada 23 Mei 2020. (detikhealth, 23 Mei 2020).
Memperhatikan temuan dan fakta diatas, seyogyanya mulai saat ini kita harus berfikir secara serius untuk menyiapkan langkah – langkah strategis agar – agar anak –anak termasuk Anak Usia Dini (AUD) benar – benar terlindungi dari paparan Covid-19 ini jika pada suatu saat new normal diberlakukan.
Kita bisa bayangkan ketika new normal ( kehidupan normal baru ) benar – benar diberlakukan secara menyeluruh termasuk dunia pendidikan, maka akan ada puluhan juta (sekitar 80 jutaan) anak Indonesia harus beradpatasi / hidup berdampingan dengan covid -19 yang penuh resiko.
Tentu kita semua berharap seluruh anak –anak Indonesia memiliki imunitas tubuh / daya tahan tubuh yang prima dan kuat, sehingga jika terpapar covid-19 hanya berdampak sakit ringan, tapi siapa yang berani menjamin, bahwa semua anak Indonesia memiliki kekebalan tubuh yang sempurna dan kuat?.
Semantara anak belum siap atau tidak siap berprilaku sehat atau menerapkan gaya hidup sehat (GHS) sebagaimana orang dewasa, yang selalu siap mencuci tangan, mengenakan masker, menjaga jarak, olahraga, mengkonsumsi vitamin, olahraga dan lain-lain. Dunia anak tidak seperti dunia orang dewasa, terkadang anak lalai tidak mengenakan masker, tidak mencuci tangan, tidak mau menjaga jarak, apalagi disekolah – sekolah dengan murid / siswa yang begitu padat, juga Pondok Pesantren dengan santri ribuan.
Demi kepentingan terbaik bagi anak, untuk menjaga kesehatan dan keselamatan anak menyongsong diberlakukannya new normal tentu kita sangat berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama, segera menerbitkan kebijakan / aturan bagaimana pelaksanaan pendidikan diera new normal sehingga anak –anak benar – benar terlindungi dari paparan Covid -19.
Di luar itu kita sebagai orang tua, guru, dan juga lembaga pendidikan baik Sekolah Umum maupun Pondok Pesntren harus bersiap diri dari saat ini untuk menyambut santri – santri kita / anak – anak kita kembali ke Pondok Pesantren / sekolah dengan kehidupan normal baru (new normal) dengan mempersiapkan dan melaksanakan protocol kesehatan baik dirumah maupun di sekolah.
Semoga kita semua sudah siap dengan new normal yang akan segera diberlakukan, kita siapkan mental kita, kita siapkan jiwa raga kita juga kita siapkan sarana dan prasarana kita dalam rangka menjaga anak –anak kita agar terus terlindungi dari paparan Covid -19 agar tetap sehat ceria, dan menjaga kesehatan seluruh masyakarat Indonesia, serta dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia.
Insya ALLAH, jika sudah persiapkan segalanya dari saat ini, kapanpun new normal diberlakukan, anak – anak kita, anak – anak Indonesia akan tetap terjaga, selalu sehat dan ceria.
Mari bersama –sama kita sambut new normal ini dengan mendukung dan melaksanakan program – program pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19, agar anak –anak Indonesia tetap sehat, agar seluruh masyarakat Indonesia tetap sehat, agar Bangsa dan Negara Indoesia segara bangkit dan kita sambut masa depan Bangsa dan Negara Indonesia yang gemilang. Salam sehat untuk Anak – Anak Indonesia, Salam Sehat Untuk Indonesia Raya. (*)
* Penulis : Waspada MK
Dosen dan Kepala Program PG PAUD UNUSIA