Disdik Jabar Tak Mau Terburu-buru Buka Kembali KBM di Sekolah

0
142
kurikulum baru
Ilustrasi belajar
kurikulum baru
Ilustrasi belajar

BANDUNG-RADAR BOGOR, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan tidak akan terburu-buru untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

Terkait pelaksanaan tahun ajaran baru 2020/2021 di satuan pendidikan SMA/SMK/SLB Jabar akan dimulai pada minggu ketiga Juli 2020 atau Senin (13/7/2020), sesuai dengan ketetapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dewi Sartika menyatakan, pelaksanaan sekolah tahun ajaran 2020/2021 tetap dengan mekanisme pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan sejumlah hal, seperti Surat Edaran Kemendikbud, dan arahan Gugus Tugas Covid-19, baik pusat maupun provinsi.

”Ada dua yang menjadi fokus Dinas Pendidikan Jabar. Pertama adalah bagaimana memastikan keamanan dan keselamatan peserta didik dan memastikan peserta didik mendapatkan hak pendidikan. Hak pendidikan tetap dipenuhi selama pandemi Covid-19 dengan pembelajaran jarak jauh,” kata Dewi seperti dilansir dari Antara.

Sebelumnya, Gugus Tugas Covid-19 pusat memutuskan bahwa pembukaan sekolah atau proses belajar mengajar kembali dengan sistem tatap muka hanya dimungkinkan di kawasan zona hijau atau daerah dengan catatan nol kasus Covid-19.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kata Dewi, merekomendasikan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan PJJ setidaknya hingga Desember 2020, mencegah sebaran Covid-19 pada anak. Sebab, anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus.

Dewi mengatakan, hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar terkait level kewaspadaan Covid-19 kabupaten/kota menjadi bahan pertimbangan Dinas Pendidikan Jabar dalam mengambil keputusan.

Hasil kajian tersebut menunjukkan tidak ada satupun daerah di Jabar yang berada di level 1 atau zona hijau.

”Pertimbangan terakhir adalah masukan dari pengawas sekolah, kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah. Walaupun sekolah berada di zona hijau, tetapi misalnya sarana prasarana dan keamanan di sekolah itu belum lengkap atau memadai, tidak boleh memaksakan untuk membuka kembali sekolah atau proses belajar secara tatap muka,” ucap Dewi.

Guna PJJ berjalan optimal, menurut Dewi, pihaknya sudah menempuh sejumlah upaya. Di antaranya penguatan guru. Hal itu dilakukan supaya guru mampu memberikan materi pembelajaran secara interaktif. Dengan begitu, peserta didik akan lebih mudah mencerna.

”Yang menjadi tantangan adalah adanya masalah psikologis dari anak. Ketika mereka sekarang harus berada di rumah dalam waktu lama,” ujar Dewi.

Dewi menambahkan, infrastruktur teknologi atau akses internet menjadi tantangan Dinas Pendidikan Jabar dalam penerapan pembelajaran jarak jauh. Sebab, di Jabar tidak semua daerah mempunyai akses internet yang baik. Untuk itu, ada berbagai upaya yang diambil untuk menjawab tantangan tersebut.

”Kemendikbud memberikan pembelajaran melalui TVRI. Kemudian pembelajaran lewat radio. Atau sekolah menyiapkan modul-modul. Di daerah yang sulit akses internet, guru ada yang datang ke rumah peserta didik dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terdapat banyak upaya agar PJJ tetap berjalan baik,” terang Dewi. (jpg)