JAKARTA-RADAR BOGOR, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Muhammad Anis Matta meminta semua pihak agar bisa lebih bijak dalam memknai krisis berlarut yang terjadi akibat dampak pandemi Covid-19.
Mantan Presiden PKS itu meminta krisis tidak dimaknai sebagai musibah, tetapi pertanda baik akan ada perubahan besar yang terjadi.
“Tidak ada perubahan besar tanpa krisis. Sebab, krisis itu adalah elemen pertama yang dibutuhkan oleh perubahan,” ujar Anis Matta dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com.
Menurutnya, krisis itu jangan dikatakan musibah, karena itu adalah pertanda baik dari Allah SWT. “Ini adalah pintu masuk untuk melakukan perubahan besar,” kata Anis.
Anis juga menuturkan, untuk melakukan perubahan besar agar Indonesia bisa keluar dari krisis dan menjadi kekuatan lima besar dunia, diperlukan lima elemen. Pertama, yakni, krisis itu harus dilihat dari sudut pandang pintu masuk perubahan.
Krisis ini, lanjutnya, tidak boleh dilihat sebagai musibah tapi sebagai peluang perubahan besar. Namun untuk melewati krisis panjang ini, dibutuhkan daya tahan yang panjang. Sementara kemampuan manusia terbatas.
Lalu apa yang membuat manusia bisa bertahan dalam krisis namun dalam waktu yang sama bisa inovatif? “Agama menjadi sumber energi atau harapan, dalam setiap riwayatnya selalu mengabarkan adanya hope dan keyakinan tentang kehidupan manusia,” tuturnya.
“Elemen kedua ini adalah cerita masa depan yang kita sebut dengan narasi atau mimpi yang memberikan ‘cahaya di ujung lorong gelap’ untuk bangkit dari krisis berlarut ini,” kata mantan Presiden PKS ini.
Setelah itu lanjut dia, akan muncul elemen ketiga leader (pemimpin) yang akan membuat inovasi di tengah krisis. Pemimpin ini akan menciptakan struktur kekuatan politik, ekonomi dan teknologi yang kuat.
“Pemimpin ini akan didukung tim pioner atau trasmitter. Tim pioner ini merupakan elemen keempat yang menjadi penyambung untuk bisa menerjemahkan mimpi-mimpi pemimpin menjadi kenyataan,” jelas Anis.
Adapun elemen kelima adalah kaum (komunitas) atau umat (rakyat), yang mempunyai kesamaan arti jalan hidup atau peta jalan.
“Sekelompok orang ini sebagai jalan keluar dari krisis. Rakyat itu pelaku sejarah perubahan dan karena itu rakyat harus bisa dikonsolidasi,” katanya mantan Wakil Ketua DPR ini.
Pemimpin baru ini, nantinya akan banyak membuat Inovasi, baik itu sistem teknologi dan ekonomi, maupun aliansi global baru, dimana terbangun fondasi kesejahteraan dan kemakmuran jangka panjang sebagai kekuatan ekonomi dunia.
“Kita harus membangun fondasi kesejahteraan jangka panjang. Itulah kenapa kita butuh arah baru, tapi jangan lupa hadirkan agama di setiap perubahan agar tidak berakhir kelam dan anarki,” pungkasnya. (jpg)