BANDUNG-RADAR BOGOR, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, terus melakukan tes masif di sejumlah tempat di Jawa Barat, baik berupa rapid test maupun tes swab guna pencegahan pengendalian Virus Corona (Covid-19).
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Berli Hamdani memastikan, pelaksanaan tes masif di Jawa Barat sudah mematuhi semua prosedur yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Dalam pedoman pencegahan pengendalian Covid-19 bagian strategi pencegahan dan pendendalian infeksi berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang disusun Kemenkes RI, sudah diatur secara rinci apa saja yang mesti dilakukan tenaga kesehatan,” ucapnya.
Menurut Berli, dalam pedoman pencegahan pengendalian Covid-19 tenaga kesehatan harus menerapkan 5 momen kebersihan tangan, yakni sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien.
“Momen kebersihan tangan itu berlaku juga saat pelaksanaan tes, untuk menjaga sterilitas sarung tangan yang petugas. Sebelum dan setelah melakukan prosedur, selalu dilakukan sterilisasi dengan cairan antiseptik, seperti alkohol 70% atau sanitizer berbasis alkohol,” katanya.
Berli mengatakan, Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan tenaga kesehatan saat pelaksanaan tes masif disesuaikan juga dengan potensi penularan, semisal untuk pelaksaan rapid test, tenaga kesehatan yang bertugas memakai APD level 1, untuk tes swab memakai APD level 2, ini dilakukan karena warga yang mengikuti tes berpotensi lebih besar terpapar SARS-CoV-2.
“APD yang disediakan setiap kegiatan tes masif disesuaikan dengan jumlah tenaga yang bertugas. APD terstandar minimal Level 1 untuk yang melakukan rapid test, sedangkan untuk tes swab minimal Level 2 dengan vara pemakaian dan pelepasan harus sesuai dengan pedoman yang ada,” tuturnya.
Berli menjelaskan, ada sejumlah kriteria yang mesti dipenuhi oleh tenaga medis untuk melaksanakan tes masif, dimana tidak semua tenaga medis dapat mengambil spesimen, tetapi hanya mereka yang sudah terlatih yang bisa terlibat dalam pelaksanaan tes masif.
“Seluruh petugas yang bertugas harus sudah terlatih dan menguasai bidang tugasnya masing-masing. Misalnya waktu pengambilan sampel harus sesingkat mungkin, dan tanpa ada kontak fisik dengan yang diperiksa,” tegas Berli, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Sabtu (06/06/2020).
Berli juga memastikan, pengambilan spesimen, pengepakan spesimen, pengiriman spesimen, tata kelola rapid test antibodi dan rapid test antigen dan konfirmasi laboratorium, tes masif di Jawa Barat berjalan sesuai dengan pedoman dari Kemenkes RI.
“Setelah pelaksanaan tes, pembersihan lingkungan serta sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien akan dilakukan, semua permukaan lingkungan akan dilap dengan air dan deterjen serta disinfektan seperti hipoklorit atau etanol,” ujarnya.
Berli menuturkan, jika melihat dari prosedur dalam melakukan tes masif yang cukup ketat, pihaknya meminta kepada warga Jawa Barat untuk tidak takut mengikuti tes masif Covid-19 yang bertujuan mencegah penyebaran Covid-19.
“Tujuan dari tes masif adalah mencegah penyebaran Covid-19, mendapatkan peta persebaran Covid-19 yang komprehensif, membatasi ruang gerak SARS-CoV-2, melacak kontak terpapar Covid-19 dan mendeteksi keberadaan virus,” pungkasnya. (Parno)