Tips Ala Bu Cinta Untuk Tingkatkan Ekonomi di Masa AKB

0
33
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil.

BANDUNG –RADAR BOGOR, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengajak Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di Jawa Barat untuk terus membangun ekonomi keluarga pada masa penormalan baru (New Normal).

Caranya dengan cerdas membaca peluang usaha untuk menghasilkan produk yang diminati masyarakat.

Ia mengungkapkan hal itu saat menjadi narasumber dalam webinar atau seminar daring tentang “New Normal Bangga Kencana: Masa Depan Pelayanan Bangga Kencana Pascapandemi Covid-19” pekan kemarin.

Pada webinar yang turut menghadirkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dan Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Jawa Barat Ferry Hadiyanto ini, Atalia secara khusus berbicara tentang “Implikasi Covid-19 terhadap Ekonomi Keluarga”.

Webinar dihadiri 300-an peserta melalui aplikasi Zoom dan ratusan lainnya mengikuti jalannya webinar melalui live streaming Youtube pada channel BKKBN Jawa Barat.

Partisipan berasal dari pengelola program Bangga Kencana di Indonesia, para kepala organisasi perangkat daerah yang membidangi Bangga Kencana (OPD KB) di kabupaten dan kota se-Jawa Barat, dan para Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat.

“Wabah Covid-19 memang berdampak luas pada kehidupan kita. Sebagaimana diberitakan di sejumlah media, banyak di antaranya keluarga kelaparan. Ada keluarga pemulung yang tidak bisa makan selama dua hari. Ada yang mencoba bertahan dengan hanya makan nasi dan cabai. Bahkan, ada di antaranya yang terpaksa mencuri beras untuk bisa makan. Ini kondisi yang kita hadapi selama pandemi Covid-19. Kita harus bersama-sama menghadapinya,” katanya seperti disampaikan melalui siaran pers BKKBN Jabar, Senin (8/6/2020).

Atalia lantas bercerita pengalamannya saat terjun ke masyarakat bersama tim Jabar Bergerak. Menurutnya, para penerima bantuan tersebut sangat bersyukur karena mendapat bantuan langsung dari pemerintah maupun hasil penggalangan dari masyarakat. Sebagian diantaranya menangis saking bahagianya ketika menerima bantuan di tengah kelaparan.

Namun begitu, Atalia mengajak warga Jawa Barat untuk tabah menghadapi cobaan sambil terus berusaha untuk bangkit pada masa penormalan baru alias adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Master Ilmu Komunikasi jebolan Universitas Pasundan (Unpas) ini tidak memungkiri wabah korona menghantam demikian berat perokonomian keluarga.

“Wabah korona ini berdampak pada hilangnya pendapatan rumah tangga. Pekerja yang dirumahkan dan kena pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 1,5 juta. Impor kita juga pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen. Sementara inflasi Mei 2020 mencapai 2,19 persen. Artinya, semua terkena dampak. Pada level mikro di keluarga maupun ekonomi nasional kita,” papar Atalia.

Apa saja peluang usaha yang bakal hadir pada periode AKB atau penormalan baru tersebut? Belajar dari masa pandemi, Atalia menyebut sejumlah usaha yang kolaps dan sebagian lain yang bertahan. Bahkan, ada juga di antara jenis usaha yang meningkat selama pandemi.

Nah, usaha-usaha itulah yang kemudian menjadi peluang bagi Kelompok UPPKS kedepan. Sektor yang justru bangkit pada masa pandemi tersebut antara lain makanan, kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, produk kesehatan pribadi, dan retail.

Bu Cinta lantas merinci sejumlah upaya yang bisa dilakukan UPPKS selama masa pandemi maupun pada babak penormalan baru.

Pertama, Kelompok UPPKS bisa memproduksi masker yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat.

Kedua, UPPKS bisa berperan menjadi penyuplai kebutuhan masyarakat selama masyarakat tetap berada di rumah. Dalam hal ini, UPPKS menjual bahan pokok secara daring atau layanan antar.

Ketiga, UPPKS memproduksi minuman penambah daya tahan tubuh seoerti minuman rempah-rempah. Produk dijual secara daring untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Produk UPPKS ini cukup beragam. Ada olahan makanan, fashion, craft, perhiasan, batik, APD, dan lain-lain. Ini bisa dipasarkan secara offline maupun online di media sosial. Yang terbaru misalnya, UPPKS mengembangkan pasar online melalui instagram dan facebook dengan akun Rumpaka Balantik. Saya mengapresiasi Kelompok UPPKS Jawa Barat yang telah merambah media sosial untuk memasarkan produknya,” ujarnya bangga. (pemprov jabar)