RADAR BOGOR – Adanya satgas dalam urusan timnas Indonesia dipertanyakan berbagai pihak. Termasuk, Andi Darussalam Tabusalla.
Andi merupakan mantan manajer timnas yang berkiprah dalam persepakbolaan Indonesia di banyak edisi ketua umum PSSI. Mulai Kardono, Azwar Anas, Agum Gumelar, hingga Nurdin Halid.
Selama itu, Andi tidak pernah menemukan adanya satgas di timnas Indonesia. ’’Kemudian tanpa kita tahu ada berita yang benar atau tidak satgas memberikan ultimatum pelatih untuk dipecat. Apa-apan ini,’’ katanya kepada Jawa Pos.
Melihat hal itu, Andi meminta satgas dibubarkan saja. Terlebih, Ketua Satgas Syarif Bastaman disebutnya bukan orang yang secara dalam mengetahui sepak bola karena tidak menjadi pelatih dan lainnya.
Andi mengaku tidak tahu seperti apa sebenarnya perjanjian antara PSSI dan Shin Tae-yong. ’’Apakah program yang diajukan sudah disetujui PSSI. Kalau sudah, kita semua terikat perjanjian itu,’’ ujarnya.
Seharusnya, Indra Sjafri yang ditunjuk sebagai Dirteklah yang berhak mengawasi timnas Indonesia di berbagai kategori usia. ’’Tiba-tiba PSSI mengambil langkah lain dengan membentuk satgas,’’ katanya.
Persiapan timnas untuk Piala Dunia U-20 disebutnya sangat mepet. Dia menilai, upaya Shin Tae-yong yang ingin membawa timnas latihan di Korea merupakan langkah yang cukup tepat karena memiliki tempat latihan yang bagus.
Sebab, sejauh ini, pemain baru mendapat materi fisik. Belum mendapat materi teknik. Dengan berlatih di Korea, ada kans Shin Tae-yong melihat kemampuan pemain dengan melawan klub di sana. ’’Kalau di Indonesia lawan tandingnya siapa. Paling kan klub-klub lokal saja,’’ ucapnya.
Menurut pria yang akrab disapa ADS itu, klub di Indonesia kurang cocok menjadi lawan tanding timnas. Sebab, di Piala Dunia U-20, timnas bakal menghadapi tim-tim tangguh dari belahan dunia. ’’Itulah yang kita pikirkan. Saya benar-benar tidak mengerti satgas ini,’’ tuturnya.
Menurut Andi, PSSI harus sadar persiapan ke Piala Dunia tidak main-main. Bisa ditunjuk sebagai tuan rumah merupakan karunia yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. ’’Akan lebih baik dijaga kehormatan itu dengan membangun skuad yang tangguh,’’ ucapnya.
Selain itu, Andi menyebut ini menjadi pertaruhan olahraga di era Joko Widodo pada era kedua menjabat presiden. ’’Tentu (pemerintah) akan all-out. Anggaran masalah tim jika bisa dijabarkan dengan baik tentunya pemerintah akan bantu,’’ tambahnya.
Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mengungkapkan, pihaknya tidak pernah melarang keinginan Shin Tae-yong untuk memboyong timnas ke Korea.
’’Hanya saja, karena PSSI belum memberikan justifikasi alasan mengapa harus ke Korea, maka daripada menunggu lama, Kemenpora memutuskan silakan jika Shin Tae-yong ingin memboyong ke Korea,’’ katanya.
Kemenpora, lanjut dia, tinggal menunggu justifikasi. Jika PSSI kesulitan menyusun justifikasi jika sewaktu-waktu diaudit, Kemenpora akan membantu formulasinya.
Sejauh ini, Kemenpora belum berkomunikasi langsung dengan STY. Tetapi, ketika bertemu nanti, disampaikan komitmen Kemenpora bahwa pemerintah Indonesia mendukung STY dalam persiapan timnas U-20.
’’Sejauh memang tujuannya untuk peningkatan prestasi di Piala Dunia U-20, meningkatkan peringkat FIFA, serta mendorong prestasi dan lingkungan sepak bola Indonesia yang lebih baik,’’ ujarnya.
Gatot juga menyebut waktu yang dimiliki tim untuk persiapan sudah mepet. Terlebih dengan adanya Covid-19. ’’Itulah sebabnya, dalam berbagai kesempatan, baik Pak Menpora maupun saya selalu push PSSI untuk lebih cermat, strategik, dan komprehensif dalam mempersiapkan timnas U-20,’’ jelasnya. (raf/c17/ali)