JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan, bahwa di tengah pandemi Covid-19 tengah merencanakan adanya penyederhanaan kurikulum dasar (KD). Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada para guru serta murid yang melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Plt Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan bahwa hal itu akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2020/2021.
“Untuk semester depan ini, melalui pusat kurikulum sedang menyiapkan dan menyesuaikan KD-KD agar tidak terlalu berat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah,” tutur dia melalui webinar, Senin (22/6).
Ia pun memberikan contoh terkait penyesuaian KD, di mana SD kelas 3 memiliki 26 KD dan hal itu akan dipangkas hampir separuhnya.
“Di SD kelas 3 itu ada 26 KD, sekarang sudah kita integrasikan yang paling esensial itu kita jadikan 16 KD,” tutur dia.
Kemudian, modul materi pembelajaran untuk para murid pun saat ini juga tengah disiapkan. Modul ini berbeda dengan yang biasanya atau lebih sederhanakan.
“Jadi modul-modul pembelajaran ini tidak sama dengan buku pelajaran siswa, lebih ringkas yang bisa dipelajari para siswa, sepanjang anak ini bisa membaca diharapkan bisa belajar secara mandiri, sebagai bagian modul-modul ini kita menyiapkan materi video pembelajaran, praktek-praktek yang digunakan guru kita dan nanti bisa diakses oleh kepala sekolah,” tambahnya.
Pihaknya melakukan ini sebab mendapatkan dorongan dari berbagai pemangku kepentingan untuk merelaksasi kurikulum atau menyiapkan kurikulum darurat di masa pandemi seperti sekarang.
Sebelumnya, pihaknya juga telah memberikan kesempatan kepada guru untuk berinovasi memberikan pengajaran sesuai kurikulum yang ada kepada murid. Akan tetapi, hal itu masih belum diterapkan sepenuhnya. Maka dari itu, pihaknya menciptakan kurikulum darurat agar KBM dapat berjalan dengan lancar.
“Jadi tiga bulan terakhir ini kita menyerahkan penyesuaian kurikulum itu kepada guru, jadi sesuai konsep Merdeka Belajar kepada guru dan sekolah dengan mengidentifikasi materi esensial yang ada dalam kompetensi dasar dalam tingkatan sekolah, setelah kita evaluasi baru sekitar 20 persen guru kita yang melakukan adaptasi kurikulum,” tuturnya. (*)