RADAR BOGOR-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merasa sangat terganggu dan menanggung malu luar biasa, setelah viral sebuah video adegan begituan di dalam mobil operasional mereka.
Mengutip Nypost, video skandal asusila yang telah viral di media sosial itu terjadi di Tel Aviv, Israel. Video memperlihatkan seorang wanita bergaun merah sedang mengangkangi seorang pria di kursi belakang SUV warna putih dengan beberapa tulisan PBB.
Orang-orang yang tertangkap kamera diyakini adalah anggota staf organisasi penjaga perdamaian di Israel, kata para pejabat PBB. Organisasi sedang menyelidiki insiden lebih lanjut.
“Kami shock dan prihatin serta sangat terganggu dengan apa yang terlihat di video ini,” kata juru bicara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, lansir BBC.
“Insiden ini bertentangan dengan semua yang kami perjuangkan dan telah bekerja untuk mencapai dalam hal memerangi kesalahan oleh staf PBB,” lanjut dia.
Dujarric menggambarkan perilaku yang terlihat dalam video berdurasi 18 detik itu sebagai hal menjijikkan.
Ketika ditanya apakah tindakan itu merupakan persetujuan bersama atau melibatkan pembayaran, Dujarric mengatakan pertanyaan-pertanyaan itu adalah bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.
PBB memiliki kebijakan ketat terhadap pelanggaran seksual oleh anggota stafnya. Staf dapat didisiplinkan jika mereka ditemukan melanggar peraturan perilaku.
Mereka yang terlibat bisa dipulangkan atau bahkan dilarang dari operasi penjaga perdamaian PBB, tetapi tanggung jawab untuk menghukumnya diserahkan pada orotitas hukum negara asal staf terkait.
PBB telah lama di bawah pengawasan atas tuduhan pelanggaran seksual oleh pasukan penjaga perdamaian dan staf lainnya.
Ada tuduhan yang sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Sekjen Guterres telah berjanji untuk mengambil pendekatan “toleransi nol”, untuk pelanggaran seksual yang melibatkan anggota staf mereka. Pada 2019, ada 175 tuduhan eksploitasi dan pelecehan seksual terhadap anggota staf PBB.
Dari ratusan tuduhan itu, 16 dibuktikan, 15 tidak dibuktikan kebenarannya dan yang lainnya masih diselidiki. (Nypost/mg8/jpnn)