Pada awal April, sekelompok pakar yang meneliti soal kualitas udara mendesak WHO untuk mempertimbangkan bukti yang berkembang tentang penularan virus Corona melalui udara.
Agensi merespons segera, memanggil Lidia Morawska, pemimpin kelompok dan WHO konsultan, untuk mengatur pertemuan.
Tetapi diskusi yang berlangsung menurut beberapa peserta tidak mengubah saran komite dalam rekomendasi penularan virus corona lewat udara.
Dr Morawska dan lainnya menunjuk beberapa insiden yang mengindikasikan penularan virus melalui udara, terutama di ruangan tertutup yang berventilasi buruk.
Mereka mengatakan WHO membuat perbedaan ‘buatan’ antara aerosol kecil dan percikan yang lebih besar, meskipun orang disebut bisa terinfeksi karena keduanya.
“Kami sudah tahu sejak 1946 bahwa batuk dan berbicara menghasilkan aerosol,” kata Linsey Marr, seorang ahli dalam penularan virus melalui udara di Virginia Tech.