Wacana Pembelajaran Jarak Jauh Tuai Kritik, Tidak Sama dengan Membangun Aplikasi

0
27
Mendikbud Nadiem Makarim
Mendikbud Nadiem Makarim.
Mendikbud Nadiem Makarim
Mendikbud Nadiem Makarim.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Wacana pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan dipermanenkan memantik kritik pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji.

Mendikbud Bakal Permanenkan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh

Menurut Indra, kebijakan tersebut terlalu dini dan bisa dikatakan tindakan malapraktik kalau istilah kedokteran.

“Membangun SDM tidak sama dengan membangun aplikasi. Kalau aplikasi tinggal dibuat perintah, jadi tuh aplikasi,” kata Indra kepada JPNN.com, Senin (6/7/2020).

Membangun manusia, lanjutnya, butuh proses. Dalam proses transformasi ada teori yang sering dipakai disebut difusi inovasi.

“Sejak Maret saat diberlakukan PJJ, sudahkah ada evaluasi PJJ daring? Kan enggak tahu PJJ itu berhasil atau tidak diterapkan,” ujarnya. Harusnya kata Indra, Kemendikbud melakukan evaluasi PJJ dalam konteks membangun manusia.

Contohnya seorang dokter, apakah bisa mengobati penyakit tanpa diperiksa dulu pasiennya? Bahkan harus cek laboratorium, observasi, diskusi dengan tim dokter, baru menyusun program penyembuhan.

“Ini enggak tahu sakitnya apa, langsung semua pasien dioperasi. Konsep yang dilakukan Kemendikbud ini yang disebut one size fits all alias satu ukuran untuk semua. Ini bertentangan dengan pembelajaran daring. Sebab, seharusnya memberikan personalized/ individualized learning. Artinya setiap orang mendapatkan pelayanan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisinya,” bebernya.

Ini kata Indra adalah pedagogi daring. Dia berharap yang membuat kebijakan harusnya paham tentang hal itu. Jadi tidak bisa cuma bilang PJJ daring permanen terus berharap bisa jalan dengan sendirinya.

“Kalau mindset-nya seperti buat aplikasi, boleh dikatakan wacana Mendikbud Nadiem Makarim hanya omdo alias omong doang,” ucapnya.

Dia mengingatkan Nadiem, bahwa yang dibangun adalah manusia. Ikutilah cara para dokter mendiagnosis pasien sebelum mengambil tindakan.

“Kalau belum diperiksa masa sudah dikasih resep. Kalau mati karena alergi atau komplikasi, bagaimana? Pola ini kalau di dunia kedokteran disebut malapraktik,” tandasnya. (esy/jpnn)