Dia mengatakan informasi tentang kejadian itu diterima, Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 06.00 WIB. Namun, petugas dari Bakamla dan TNI AL telah mengetahuinya sejak Selasa (7/7/2020) malam.
”Selanjutnya pada pukul 06.00 WIB saya perintahkan Direktorat Polisi Perairan dan Udara Polda Kepri untuk bergabung melakukan deteksi dan mencari kapal tersebut termasuk juga helikopter ikut bergabung melakukan pencarian melalui udara. Berdasar pengalaman bahwa anggota rawan terkena serangan. Untuk itu, kami saling bersinergi, saling membantu dalam mengamankan kapal ini, termasuk juga tim Brimob kita terjunkan,” kata Aris Budiman.
Tempat kejadian perkara (TKP) dugaan penganiyaan hingga menyebabkan meninggal dunia, lanjut dia, terjadi di wilayah yurisdiksi Indonesia dan yang dianiayai adalah WNI walau bekerja di kapal asing.
”Sehingga kewenangan itu ada di aparat kepolisian termasuk juga di TNI AL dan Bakamla termasuk aparat Indonesia lainnya dapat melakukan tindakan hukum. Kapal ini kurang lebih sudah berlayar selama tujuh bulan bertolak dari Singapura ke Argentina. Begitu melewati perairan kita, langsung dilakukan penyergapan dengan seluruh aparat di laut,” tutur Aris Budiman.
Sementara itu, Danlantamal IV Kolonel Laut (P) Indarto Budiarto menyebutkan, kedua kapal tersebut di bawah satu pngelolaan, bersama-sama mencari ikan dan cumi-cumi.
Saat dilakukan pengejaran Kapal 117 sempat hampir lepas namun berhasil digiring memasuki wilayah perairan Indonesia.
”Saat ini kondisi jenazah sedang diperiksa oleh tim dokter. Kondisi jenazah masih utuh dengan menggunakan pakaian serta diberi selimut. Untuk hasil visumnya kita masih menunggu dari tim dokter,” kata Indarto Budiarto. (jpg)