Alat Rapid Test Produk Dalam Negeri Dijual Rp75 Ribu

0
39

Tes dilakukan melalui pengujian pada 40 serum pasien positif dari Balitbangkes. Kemudian, tingkat spesifisitas IgM 98 persen, bahkan spesifisitas IgG-nya 100 persen pada 100 koleksi serum.

Pengetesan juga telah dilakukan di sejumlah rumah sakit. Menurut dia, sudah dilakukan uji akurasi terhadap rapid test lokal tersebut. Sekitar 4 ribu kit sudah digunakan di sejumlah rumah sakit di Jogjakarta, Solo, Semarang, dan Surabaya. Uji lapangan dengan menggunakan sekitar 6 ribu kit pun dilakukan di sejumlah puskesmas.

’’Alat uji ini tergolong fleksibel karena mampu mendeteksi OTG, ODP, PDP, dan pasca-infeksi dengan menggunakan sampel serum, plasma, atau whole blood,’’ paparnya.

Produk tersebut telah mendapat izin edar dari Kemenkes. Proses produksi dilakukan dua mitra industri, yakni PT Hepatika Mataram dan PT Prodia Diagnostic Line. Dia berharap akan lebih banyak industri yang tertarik untuk bergabung. Dengan begitu, upaya pemenuhan rapid test untuk kebutuhan dalam negeri bisa tercapai.

Untuk saat ini, rapid test tersebut hanya diproduksi sekitar 200 ribu. Ditargetkan bakal naik dua kali lipat pada bulan depan. ’’Kami masih terus mencari mitra industri tambahan sehingga produksinya nanti bisa menutup kebutuhan,’’ katanya.

Disinggung soal harga, Bambang mengatakan sangat murah. Hanya Rp 75 ribu. Dengan harga itu, tentu rumah sakit masih bisa menutupi biaya lainnya sehingga tak melampaui batasan harga yang ditetapkan Kemenkes.

’’Aturan itu bukan monopoli. Memang kan kita tidak pernah tahu harga sebenarnya berapa. Tapi, dibanderol di rumah sakit sangat mahal,’’ ungkapnya.(jpc)