Program Merdeka Belajar Dipatenkan Bukan Milik Kemendikbud

0
31

Di sisi lain, lanjut dia, secara perusahaan tentu dalam hal ini punya inisiatif dan kreativitas dalam menggunakan idiom ini. Namun perlu diketahui jika idiom ini pun sebetulnya dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. “Saya tidak bisa menjawab etis atau tidak etis, tapi kita sekarang galau yang pasti,” ungkapnya.

Ia berharap, hal ini tidak membuat para praktisi pendidikan kehabisan energi untuk mengurusinya. Namun, tidak bisa juga digantung, harus clear. Jangan sampai ada interpretasi.

Misalnya, seolah-olah negara menggunakan idiom yang sudah dipakai oleh perusahaan. “Berarti sama saja mempopulerkan perusahaan tersebut,” keluhnya.

Karenanya, kata dia, Kemendikbud harus menjelaskan agar tidak muncul interpreatasi. Apakah ada hubungannya dengan Cikal, sekadar cocokologi, atau insidental. “Tapi saya tidak tahu lagi, kalau melihat di web kemkumham, berdiri 2018 didaftarkan 2020. Merdeka belajar kan muncul November,” tutur guru mata pelajaran PPKN tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Praktisi Pendidikan sekaligus Pengurus Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) Yogyakarta Darmaningtyas mengamini jika sebetulnya konsep merdeka belajar merupakan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Di mana, konsepnya memberikan kebebasan kepada bakat dan minat murid.

Menurutnya, salah satu produk sekokah taman siswa dengan konsep merdeka belajar ini ialah Butet Kertarajasa dan alm Djaduk Ferianto. “Jaman mereka, teesedia semua jenis alat musik termasuk gamelan. Anak dibolehkan memilih kegiatan apa saja yang mereka sukai,” paparnya.