“Hari itu juga, saya dilapori, kemudian kami bantu alat rapid test, kirim dari Jakarta sejumlah 1.250 karena jumlah siswa Secapa saat itu dan sampai saat ini adalah 1.198,” katanya.
“Namun, karena pertimbangan ada para pelatih yang berinteraksi sehari-hari dengan mereka (siswa), maka akhirnya kami kirim 1.400,” jelasnya.
Akhirnya, ungkap Andika, dilakukan rapid test dengan alat yang telah dikirim tersebut. Dan hasilnya ada 187 yang reaktif.
“Dari sana, kami ingin pastikan lagi, lakukan swab, saya kirim alatnya (untuk swab), kemudian dilakukan test di lab. Dari situlah kemudian sampai akhirnya ditemukan (angka 1.280 positif),” katanya.
Dia mengatakan, saat itu yang masuk rumah sakit ada 30 orang, dengan kategori ringan, tidak ada kategori sedang atau berat.
“Dan per hari ini, masih 17 yang dirawat di RS Dustira. Selebihnya berada di Secapa. Dari 17 itu, satu sudah negatif dan 16 yang masih positif, tetapi semuanya sudah tidak merasakan gejala apa pun juga dan satu yang negatif tetap di sana karena masalah TBC, paru-paru,” urainya.