Seperti umumnya wartawan yang sukses, logika berpikir Hadi sangat baik. Ia juga sosok yang sangat tawadhu. Ia seperti NU mesti ayahnya tokoh Muhammadiyah, Kiai Djuraid Mahfud.
Setelah Jonan tidak lagi di kabinet, Hadi masih menjabat sebagai komisaris PT Pertagas. Yakni anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang gas. Hadi juga punya waktu lebih banyak untuk olahraga. Sejak setahun lalu ia mencoba bersepeda.
Jumat kemarin Hadi ingin menggabungkan pekerjaan dengan olahraga. Pagi itu ada rapat di Balai Pustaka. Penerbit buku itu kantornya di Matraman. Sedang rumah Hadi di Depok. Malam sebelumnya Hadi memberitahu Ima, istrinya. Untuk rapat di Balai Pustaka Jumat pagi ia akan naik sepeda saja. Dari rumahnya.
Sang istri mengingatkan jarak Depok–Matraman itu jauh. Sang istri lantas membuka Google Map: 36 Km. Tapi Hadi berkeras. Selesai rapat ia langsung naik sepeda lagi untuk pulang. Berarti 72 Km.
Sampailah jembatan dekat UI di Depok itu. Tidak jauh dari jembatan itu ia terjatuh. Badannya tergeletak di pinggir jalan. Lokasi jatuh itu tepat di depan sebuah warung. Tidak ada yang berani mendekat. Musim Covid-19 membuat orang takut mendekati apa pun yang mencurigakan.
Dipanggillah polisi. Lalu ambulans. Hadi sudah meninggal dunia. Di usianya yang 55 tahun. Ia kena serangan jantung. Rupanya ia baru menanjak di jembatan itu. Setelah jalan menuruni jembatan jantungnya tidak kuat.