Disamping itu, uang pembiaan yang diberikan kepada cabor yang jelas pembinaannya, jelas latihannya, jelas atletnya dan jelas prestasinya selama ini tentunya jangan di samakan dengan cabor lainnya yang masih vakum dalam pembinaan.
“Taekwondo dan beberapa cabang olah raga lainnya telah memberikan bukti eksistensinya. Tentunya jangan dihilangkan sejarah tersebut dan jangan pula disamakan dengan cabang olahraga yang tidak memiliki program pembinaan,” ujarnya.
Harus dipahami, selama ini atlet TI Kabupaten Bogor yang terjun dalam Porda Jabar adalah atlet binaan sendiri dan 100 persen atlet lokal Kabupaten Bogor.
“Setidaknya Taekwondo diberikan dana pembinaan yang layak sebagaimana program kegiatan pertahun telah berulang kali kami sampaikan ke KONI. Perihal prestasi dan loyalitas Taekwondo untuk Kabupaten Bogor tak perlu diragukan,” imbuhnya.
“Hal ini saya sampaikan semata-mata hanya untuk kebaikan seluruh cabang olah raga prestasi pada umumnya dan cabang olahraga Taekwondo khususnya, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan akan tetapi untuk nama daerah Kabupaten Bogor,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II KONI Kabupaten Bogor Wawan Darmawan mengatakan, pihaknya lambat dalam mengeksekusi program insentif kesejahteraan atlet dan pelatih perbulan dari KONI yang terpisah atau berbeda dari pembinaan cabor – cabor.