Jadikan rumah itu tempat karantina gratis. Biaya dipukul ramai-ramai. Demi kesehatan bersama. Saya dan DI’s Way mau bekerja sama dengan pak RT yang seperti itu. Kita bisa bersama-sama membayar sewa rumah itu. Dan menyediakan makanan bervitamin bagi yang karantina.
Saya sudah ajak diri saya –bersama pembaca DI’s Way di Surabaya untuk ikut mengatasinya.
Bisa juga Pemkot memanfaatkan sekolah-sekolah yang lagi kosong untuk karantina mandiri seperti itu. Sekolah yang terdekat.
Kalau di Tiongkok, Pemda bisa menyita apartemen yang masing kosong untuk tempat karantina seperti itu. Mereka membuat Perda sebagai dasar hukumnya. Rumah kosong, rumah yang lagi disewakan, sekolah-sekolah, harus dimanfaatkan.
Pekerjaan para relawan pun menjadi lebih konkrit. Relawan mana di RT mana dengan pekerjaan apa. Mahasiswa, anak-anak SMA, Pramuka, Karang Taruna, Bonek-Bonita pasti bisa mengatasi di sektor relawan itu.
Pertanyaan besarnya: bagaimana cara mengawasi agar yang positif nanti tidak keluyuran?