Editor Metro TV Positif Konsumsi Ekstasi Sebelum Ditemukan Tewas

0
144
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat saat konferensi pers kasus kematian karyawan Metro TV Yodi Prabowo. (Sabik Aji Taufan/ JawaPos.com)
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat saat konferensi pers kasus kematian karyawan Metro TV Yodi Prabowo. (Sabik Aji Taufan/ JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Sejumlah fakta terungkap dalam kasus kematian karyawan Metro TV Yodi Prabowo. Setelah diduga kuat meninggal karena bunur diri, Yodi juga dinyatakan mengkonsumsi narkoba sebelum tewas.

Dokter Spesialis Forensik Instalasi Dokfor Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Kramat Jati Jakarta Timur, Arif Wahyono mengatakan, jenazah Yodi sempat dilakukan tes narkoba saat otopsi.

Hasilnya dipasikan mengandung amfetamin atau ekstasi. “Hasil screening narkoba, di dalam urine (Yodi) kami temukan ampetamin (ekstasi, red)positif,” kata Arif di Polda Metro Jaya, Sabtu (25/7).

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menambahkan, kandungan ekstasi di dalam tubuh Yodi memperkuat dugaan bunuh diri. Sebab, berdasarkan keterangan ahli psikologi forensik, pengguna ekstasi bisa memiliki tingkat keberanian yang tinggi melebihi orang normal.

Keterangan tersebut sekaligus menggambarkan bagaimana luka tusuk di dada dan leher. Akibat pengaruh obat-obatan itu yang diduga memacu adrenalin Yodi menusuk dirinya berulang kali.

“Apa pengaruhnya yang oleh orang normal tidak mungkin? Meningkatkan keberanaian orang luar biasa. Maka yang harus diukur pengaruh amfetamin terhadap keberanian yang tidak mungkin dilakukan korban,” jelas Tubagus.